opini-tajuk

Buku Bunga Rampai Beringin Loebay (Bagian V): TRADISI BUJANG BETANDANG

Jumat, 15 Agustus 2025 | 10:09 WIB
lampu strong keng atau petromax (dok)

 

 

Tempo doeloe pergaulan muda mudi di Desa Beringin Lubai dalam hal mencari pasangan percintaan atau kekasih ada yang namanya betandang.

Berikut sedikit tulisan mengupas tentang betandang yang dilakukan oleh muda mudi tempo doeloe.

Di era sebelum tahun 80an Desa Beringin belum mengenal penerangan listrik, penerangan malam hari masih menggunakan lampu minyak tanah atau lampu teplok, bahasa lamanya lampu culok, terkadang pada malam tertentu baru menggunakan lampu petromax atau lampu strong king.

Rumah kediaman masyarakat dominan rumah model panggung bertiang terbuat dari batang kayu pilihan berkualitas baik.

Salah satu kesenian lokal populer adalah meribang, yaitu kolaborasi seni musik gitar tunggal dengan alunan lagu batang hari sembilan atau betembang.

Alunan lagunya sangat menyentuh sanubari sampai kenangan rindu, sedih melambung tinggi hingga meneteskan air mata, apa lagi bagi orang yang punya kemampuan, gitarnya dirajah.

Di dalam gitar dimasukkan bawang merah dan cabai merah, konon mampu menghasilkan suara petikan gitar yang mampu memanggil sanubari, sekalipun saat tidur nyenyak akan terbangun haru.

Rumah panggung bentuknya lebih luas ruang tamu, dibagian belakang paling ada satu atau dua kamar tempat tidur, salah satunya merupakan kamar tidur anak puteri yang tentu ditempati oleh anak gadis, tempat tidurnya masih menggunakan ranjang besi atau dipan kayu yang juga disebut resebang.

Pada malam hari, bujang mencari hiburan betandang ke rumah gadis, dengan cara memanggil sang gadis pilihannya dari bawah rumah tepatnya di bawah kamar gadis.

Cara memanggil gadis dengan bersiul menggunakan nada spesifik cuitan, suiiit.. beberapakali, saat si gadis mendengar suara siulan dia bangun dan membuka jendela kamar mencoba menjalin komunikasi dengan si pemilik siulan.

Akhirnya dalam kegelapan malam dan dengingan suara nyamuk terjadilah pembicaraan yang namanya belagek-an, jika ini gayung bersambut, belagek-an berlanjut sampai seterusnya di lain waktu, dalam beberapa lama.

Belagek-an membuahkan hasil, terjadilah hubungan emosional istimewa antara bujang dan gadis yang menyimpan rasa asmara, itulah bedehalian. Setelah bedehalian  menjalani proses dalam waktu tertentu berlanjut ke hubungan betunangan sampai akhirnya berlabuh di mahligai pernikahan.

Namun ada juga betandangnya sampai diterima oleh sigadis naik ke rumah di bagian ruang dapur dalam kerlip lampu teplok atau lampu culok, terjadi pembicaraan belagek-an kadang sampai tengah malam.

Halaman:

Tags

Terkini

Media: Arsitek Realitas di Era Digital

Rabu, 26 November 2025 | 08:12 WIB

Menjaga Wibawa Pendidikan dari Kriminalisasi Pendidik

Jumat, 24 Oktober 2025 | 14:09 WIB

Pelangi Beringin Lubai II: SIMBOLIS HUBUNGAN KEKERABATAN

Selasa, 23 September 2025 | 07:02 WIB

Pelangi Beringin Lubai dalam Kenangan I: Budaya Ngule

Senin, 22 September 2025 | 19:12 WIB

Rusuh: Rakyat Selalu Dipersalahkan, Kenapa?

Jumat, 5 September 2025 | 17:48 WIB

BEDAH ALA KRITIKUS SASTRA

Jumat, 29 Agustus 2025 | 22:28 WIB

BENDERA PUTIH TLAH DIKIBARKAN

Senin, 25 Agustus 2025 | 16:11 WIB