Hal itu terjadi karena sebagian besar pemain utama platform pengiriman makanan mulai memprioritaskan profitabilitas pada 2022. Kondisinya sudah berbeda ketika beberapa platform disebut masih berusaha untuk tetap survive pada 2021 karena masih berusaha memperbesar pangsa pasar di tengah Covid-19 yang sedang ganas-ganasnya melanda dunia.
Kondisi 2022 disebutnya sudah berbeda dengan 2021. Pelonggaran pembatasan pemerintah di kawasan Asia Tenggara telah berpengaruh ke penurunan pemesanan makanan melalui platform digital dan permintaan makan mulai beralih di tempat/langsung ke restoran (dine-in).
Misalnya, pembukaan kembali aktivitas masyarakat di Singapura langsung mengubah permintaan layanan makanan menjadi offline. Sedangkan di Thailand terjadi penarikan subsidi pemerintah setelah Oktober tahun lalu, sehingga langsung menurunkan permintaan makanan melalui platform pada paruh kedua pada 2022.
"Malaysia, Filipina, dan Vietnam, tiga pasar yang lebih kecil, telah mencatat pertumbuhan yang signifikan karena para pemain, termasuk Grab dan Shopee Food memperluas penetrasi," ungkap Momentum Works.
Dari gambaran di atas, bisnis layanan pesan antar berbasis digital masih cukup menjanjikan bagi Indonesia dan sejumlah negara di Kawasan ASEAN. Bagi pemerintah, tumbuhnya bisnis platform digital tentu sangat membantu pemerintah terutama penyediaan lapangan kerja.Indonesia.go.id. Penulis Firman Hidranto (***)