politik-eksbis

Menggugah Kesadaran Identitas Lokal dalam Peluncuran Pilkada Sumsel: Sorotan dari Sejarawan Dedi Irwanto

DNU
Jumat, 10 Mei 2024 | 02:35 WIB
Ketua kPU Sumsel Andika Pranata Jaya, Ketua KPU Pusat Hasyim Asyari, dan vokalis Padi Reborn saat peluncuran Pilkada Sumsel beberapa waktu lalu. (Instagram @kpuprovinsisumsel)

KetikPos.com -- Pelaksanaan acara peluncuran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sumatera Selatan (Sumsel) pada tanggal 5 Mei 2024, yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumsel, telah menarik perhatian banyak pihak.

Namun, di balik semangat untuk memeriahkan acara tersebut, muncul pula kekecewaan dari seorang sejarawan terkemuka, Dr Dedi Irwanto, terkait dengan kurangnya penekanan terhadap identitas lokal dalam acara tersebut.

Baca Juga: Koalisi Sumsel Muda Demo Bawaslu Palembang agar Periksa Komisioner KPU Palembang

Dalam pandangan Dedi Irwanto, seorang yang sangat menghargai dan mempelajari warisan budaya daerah, pelaksanaan acara peluncuran Pilkada Sumsel seharusnya menjadi momentum penting untuk memperkuat kesadaran akan identitas lokal dan menghormati kekayaan budaya daerah.

Namun, kekecewaan pun muncul ketika acara tersebut lebih menonjolkan unsur-unsur luar daerah, seperti tarian Kipas yang berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan, daripada mempersembahkan tarian tradisional khas Sumatera Selatan, seperti tari Gending Sriwijaya.

Baca Juga: Hati Hati Liputan Pilkada, Salah Data Bisa Celaka

Dedi Irwanto, dengan lantangnya, menyampaikan pandangannya bahwa acara peluncuran Pilkada Sumsel seharusnya menjadi wadah yang memperlihatkan kepada masyarakat akan kekayaan budaya dan tradisi yang dimiliki oleh Sumatera Selatan.

Sebagai seorang sejarawan yang memahami betapa pentingnya menjaga dan mempromosikan warisan budaya lokal, Dedi menilai bahwa penggunaan tarian tradisional dari daerah asal menjadi lebih relevan dalam konteks pesta demokrasi regional seperti peluncuran Pilkada.

Selain itu, Dedi juga menyoroti lokasi pelaksanaan acara yang dinilai tidak tepat.

Baca Juga: Pastikan Logistik Pemilu Aman, Ketua KPU Cek Langsung

Perbandingan dengan tahun sebelumnya yang diselenggarakan di Benteng Kuto Besak (BKB), sebuah ruang publik yang lebih merakyat, membuat pelaksanaan acara di halaman kantor KPU Sumsel terasa eksklusif dan hanya dapat dinikmati oleh sebagian kalangan dan tamu undangan.

Kritik Dedi tidak berhenti pada aspek kebudayaan semata, tetapi juga mencakup efisiensi penggunaan dana.

Kehadiran band nasional, Padi Reborn, meskipun mungkin menarik, dipertanyakan relevansinya dalam konteks acara peluncuran Pilkada yang seharusnya lebih menekankan pada aspek-aspek demokrasi dan identitas lokal.

Pendapat Dedi Irwanto memberikan sudut pandang yang berharga terhadap pelaksanaan acara peluncuran Pilkada Sumsel.

Halaman:

Tags

Terkini

Kejaksaan RI telah Bertransformasi & Mereformasi Diri

Rabu, 19 November 2025 | 12:23 WIB