politik-eksbis

Penurunan Laba Bersih Bank BJB Syariah Kuartal I 2024 Capai 60 Persen

DNU
Minggu, 19 Mei 2024 | 04:55 WIB
pegawai BJB Syariah saat merayakan milad buan Mei 2024 (instagram @haniindari)

KetikPos.com -- PT Bank Jabar Banten Syariah (Bank BJB Syariah) menghadapi tantangan besar pada kuartal I 2024 dengan penurunan laba bersih sebesar 60%.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di situs resmi perusahaan pada Jumat (17/5/2024), laba bersih bank tercatat sebesar Rp6,4 miliar, jauh menurun dari Rp15,93 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Peningkatan Pendapatan Setelah Distribusi Bagi Hasil

Pendapatan setelah distribusi bagi hasil Bank BJB Syariah mengalami kenaikan sebesar 9,42% year-on-year (yoy) menjadi Rp144,33 miliar, dibandingkan dengan Rp131,91 miliar pada tahun sebelumnya.

Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dalam pendapatan utama bank dari aktivitas pembiayaan. Namun, kenaikan ini tidak cukup untuk menutupi penurunan di sektor lain yang sangat mempengaruhi laba bersih.

Penurunan Pendapatan Non-Bunga dan Lainnya

Pendapatan non-bunga atau fee based income mengalami penurunan signifikan sebesar 26,22% yoy menjadi Rp14 miliar dari sebelumnya Rp18,92 miliar.

Penurunan ini menandakan bahwa bank perlu mengevaluasi kembali strategi untuk meningkatkan pendapatan dari sumber-sumber non-bunga, yang merupakan komponen penting dalam diversifikasi pendapatan.

Pendapatan lainnya juga mengalami penurunan drastis hingga 98,82% yoy menjadi hanya Rp52 juta pada Maret 2024, dari Rp4,42 miliar pada Maret 2023.

Hal ini menambah tekanan pada kinerja keseluruhan bank.

Peningkatan Beban dan Kerugian

Beberapa pos beban mengalami kenaikan yang cukup signifikan, menambah beban operasional bank.

Beban tenaga kerja naik 14,68% yoy menjadi Rp65,85 miliar dari sebelumnya Rp57,42 miliar. Beban promosi juga meningkat tajam sebesar 80,17% yoy menjadi Rp5,81 miliar, sementara beban lainnya naik 14,89% yoy menjadi Rp65,69 miliar.

Beban operasional lainnya bersih meningkat 22,11% menjadi Rp136,04 miliar dari sebelumnya Rp111,4 miliar.

Selain itu, kerugian penurunan nilai aset keuangan atau impairment meningkat 2,48% yoy menjadi Rp17,42 miliar.

Kombinasi dari peningkatan beban dan penurunan pendapatan non-bunga menyebabkan laba operasional tertekan hingga 59,57% menjadi Rp8,29 miliar pada kuartal I 2024 dibandingkan dengan Rp20,51 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Pertumbuhan Pembiayaan dan Penurunan NPF

Dari sisi intermediasi, Bank BJB Syariah mencatat pertumbuhan pembiayaan yang positif sebesar 13,27% yoy menjadi Rp8,8 triliun dari Rp7,77 triliun pada tahun sebelumnya.

Seiring dengan naiknya pembiayaan, rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) gross turun 21 basis poin (bps) ke level 4,14% dari 4,35%, sementara NPF net turun 66 bps ke level 2,17% dari 2,83%.

Halaman:

Tags

Terkini

Kejaksaan RI telah Bertransformasi & Mereformasi Diri

Rabu, 19 November 2025 | 12:23 WIB