politik-eksbis

Drama Isu Putra/Putri Daerah Makin Panas di Pilkada Muba

DNU
Kamis, 15 Agustus 2024 | 11:03 WIB
Arianto (Dok)

KetikPos.com– Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) tampaknya sedang bersiap menyaksikan sebuah drama politik yang makin panas. Isu putra/putri daerah—yang selama ini sering menjadi bumbu dalam kontestasi politik—kini kembali mencuat ke permukaan, siap mengguncang panggung Pilkada Muba 2024.

Setelah sinyal kuat bahwa H. Apriyadi Machmud dan Beni Hernedi, dua tokoh kuat yang sebelumnya dipersepsikan sebagai calon utama, tidak akan maju dalam pertarungan ini, muncul dua nama yang menjadi sorotan: Toha Tohet dan Lucianty.

Dua kandidat ini, yang sudah mengantongi dukungan dari partai-partai besar, diprediksi akan terlibat dalam duel sengit.

Toha Tohet dengan NasDem dan PKB di belakangnya, dan Lucianty yang dipersenjatai oleh koalisi PAN, PDI-P, Golkar, Gerindra, PKN, Perindo, serta PKS, harus menghadapi tantangan besar dari isu putra/putri daerah yang kini menguat.

Isu ini dapat menjadi pisau bermata dua: menarik simpati pemilih lokal, atau justru menciptakan polarisasi yang memecah suara.

"Setelah pengumuman rekomendasi partai, jelas bahwa H. Apriyadi Machmud dan Beni Hernedi, yang selama ini dianggap sebagai representasi kuat putra daerah, tidak akan berlaga.

Ini tentu mengubah peta politik Muba. Kini, isu kesukuan dan kedekatan etnis mulai mencuat. Survei kami dari Maret hingga Juli menunjukkan kenaikan tajam dalam preferensi pemilih yang ingin kandidat bupati mereka berasal dari suku yang sama," ujar Arianto, ST, MT, M.IKOM, POL, seorang pengamat politik kawakan, saat diwawancarai pada Kamis (15/8).

Dengan pengalaman hampir tiga dekade dalam memetakan perilaku pemilih di Indonesia, Arianto melihat bahwa kontestasi Pilkada Muba ini tidak hanya akan didominasi oleh isu-isu nasional seperti pemberantasan KKN atau harga sembako.

Isu kedekatan emosional dengan pemilih, terutama yang berkaitan dengan identitas daerah, bisa menjadi faktor kunci. Dan bagi para calon bupati, menangani isu ini dengan tepat bisa menjadi tiket emas menuju kursi bupati.

"Dulu, pemilih mungkin lebih fokus pada program dan solusi yang ditawarkan. Namun dengan keluarnya H. Apriyadi dari persaingan, dua calon tersisa, Toha Tohet dan Lucianty, harus pintar-pintar memainkan isu kedekatan dengan daerah asal untuk merebut hati pemilih yang masih bimbang. Ini adalah pertarungan psikologis, bukan sekadar adu program," jelas Arianto, yang juga mantan peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI).

Arianto menambahkan, pemilih setia H. Apriyadi Machmud dan Beni Hernedi kini berada dalam kondisi "limbo" politik—belum pasti ke mana akan mengalihkan dukungan mereka.

"Ikatan emosional dengan calon yang tidak maju ini sangat kuat, dan jika tidak dikelola dengan baik oleh Toha atau Lucianty, bisa-bisa mereka justru kehilangan peluang besar. Maka dari itu, kita bisa berharap terjadi gejolak elektabilitas dalam waktu dekat, dengan semua pihak bekerja keras menggaet simpati pemilih yang tersisa."

Dengan semua drama yang tersaji, Pilkada Muba 2024 tampaknya akan menjadi panggung politik yang tak kalah menarik dibandingkan serial drama televisi—penuh intrik, strategi, dan kejutan.

"Satu hal yang pasti, siapa pun yang mampu memainkan isu putra/putri daerah dengan baik, mungkin akan menjadi bintang utamanya, " tegas Arianto. 

Tags

Terkini

Kejaksaan RI telah Bertransformasi & Mereformasi Diri

Rabu, 19 November 2025 | 12:23 WIB