politik-eksbis

LKPI: HDCU Unggul, E-RA BARU dan MATAHATI Berburu Suara di Kota Palembang

DNU
Rabu, 23 Oktober 2024 | 16:55 WIB
Arianto, Ditektur Eksekutif LKPI (Dok)

 

KetikPos.com– Ketatnya pertarungan di arena politik Sumatera Selatan kian memanas, terutama di Kota Palembang yang menyimpan 1,2 juta pemilih. Di tengah ketiga pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur, yaitu Herman Deru-Cik Ujang (HDCU), Eddy Santana Putra-Riezky Aprilia (E-RA BARU), dan Mawardi Yahya-Anita Noeringhati (MATAHATI), elektabilitas menjadi medan pertempuran yang menarik perhatian.

Dalam sebuah paparan survei di Hotel Santika Palembang, Arianto, ST, MT, M.IKOM, Pol, Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Publik Independen (LKPI), menyampaikan hasil yang cukup menggugah. Meski HDCU mencatatkan sedikit keunggulan dalam dukungan, angka-angka yang diperoleh menunjukkan bahwa pemilih di Palembang telah beralih ke ketiga paslon dengan cukup merata.

“Dari survei kami, kami menggunakan sampel 1.000 responden dengan margin of error +/-3,1%. Hasilnya, pada pertanyaan terbuka, elektabilitas Herman Deru berada di angka 20,5%, sementara Eddy Santana Putra mengantongi 15,4%, dan Mawardi Yahya 8,9%. Namun, cukup mengejutkan, 54,6% responden masih belum menentukan pilihan,” ungkap Arianto, sembari menunjukkan grafik yang memperlihatkan dinamika pemilih.

Ketika dilakukan uji simulasi menggunakan gambar kertas suara, HDCU meraih 39,3%, diikuti E-RA BARU dengan 31,7%, dan MATAHATI di 23,4%. “Walaupun ada perbedaan angka, ini menunjukkan bahwa pemilih Palembang sudah memiliki preferensi masing-masing, tanpa ada satu paslon yang mendominasi,” jelasnya.

Arianto, yang sebelumnya merupakan peneliti di Lembaga Survei Indonesia (LSI), menjelaskan bahwa survei ini dilakukan pada rentang waktu 10-17 Oktober 2024. Ia menekankan bahwa dengan pembagian dukungan yang tersebar merata, tidak ada lonjakan elektabilitas yang diperkirakan akan terjadi. “Ketiga paslon terlihat melakukan sosialisasi dengan cara yang cukup serupa. Pertemuan tatap muka, media sosial, serta iklan di berbagai platform, semua dilakukan dengan intensitas yang hampir sama,” paparnya.

Menyimak komponen sosialisasi yang dilakukan, Arianto menambahkan, “Tidak ada dari ketiga paslon yang menonjol secara signifikan dalam pendekatan kepada pemilih. Kami perkirakan, tanpa adanya 'tsunami politik', situasi ini akan tetap stabil.”

Dengan situasi ini, ia mendorong ketiga paslon untuk melakukan inovasi dan strategi baru agar dapat menarik perhatian pemilih. “Paslon yang tertinggal perlu berusaha keras untuk mengejar ketinggalan, sementara yang unggul harus lebih giat menjaga posisi agar tidak tergeser. Ini adalah waktu kritis bagi semua kandidat,” imbuh Arianto.

Keberhasilan di Palembang akan menjadi kunci dalam persaingan politik di Sumatera Selatan, dan masing-masing paslon dituntut untuk menggali lebih dalam potensi mereka dalam meraih simpati masyarakat. Dalam suasana yang penuh tantangan ini, setiap langkah yang diambil akan menentukan nasib mereka di ajang pemilihan mendatang.

 

Tags

Terkini

Kejaksaan RI telah Bertransformasi & Mereformasi Diri

Rabu, 19 November 2025 | 12:23 WIB