KetikPos.com — Jumat (4/4/2025) menjadi hari yang akan diingat oleh warga Korea Selatan, bukan hanya karena keputusan besar dari Mahkamah Konstitusi yang secara resmi memakzulkan Presiden Yoon Suk-yeol, tetapi juga karena cara rakyat merayakannya yang… lezat dan penuh makna.
122 hari setelah Yoon mengumumkan darurat militer pada 3 Desember 2024, pengadilan memutuskan untuk mencopotnya dari jabatan, efektif seketika. Namun, di luar gedung pemerintahan, rakyat Korea menyambut momen ini bukan dengan kerusuhan, melainkan dengan mi dan kreativitas.
Ya, kamu tak salah baca — mi. Tepatnya, mi dengan taburan daun bawang, yang dalam bahasa Korea disebut myeon (mi) dan pa (daun bawang). Gabungkan keduanya? Jadilah “pamyeon,” permainan kata yang terdengar seperti “pemakzulan” dalam bahasa Korea.
Tagar #PamyeonChallenge pun meramaikan media sosial. Warga mengunggah foto-foto mereka tengah menikmati sepiring mi pamyeon, lengkap dengan caption penuh semangat tentang keadilan dan demokrasi.
Tak hanya itu, menu lain yang ikut naik daun adalah mandu (pangsit). Dalam suasana politik ini, muncul istilah baru: geumandu — gabungan dari “geuman” (berhenti) dan “mandu”, yang berarti “pangsit berhenti,” atau lebih dalam: “berhentilah, pemimpin.”
Artis senior Kim Gyuri termasuk yang ikut merayakan dengan mengunggah pamyeon versinya sendiri di Instagram, menunjukkan solidaritasnya pada gerakan rakyat dan demokrasi.
Fenomena ini tak sekadar soal makanan, tapi menjadi simbol unik perlawanan damai dan perayaan demokrasi ala Korea: estetis, kreatif, dan penuh makna ganda.
Dengan pemakzulan ini, Korea Selatan kini bersiap menyelenggarakan pemilu presiden dalam waktu 60 hari. Namun satu hal yang pasti, pemakzulan Presiden Yoon Suk-yeol telah melahirkan tradisi baru — bahwa bahkan politik pun bisa dirayakan dengan semangkuk mi dan secuil humor rakyat.