politik-eksbis

Waspadai Beras Oplosan, Pakar IPB Ungkap Ciri-Ciri dan Bahayanya bagi Kesehatan

DNU
Rabu, 23 Juli 2025 | 12:20 WIB
(Ilustrasi Beras Oplosan) Prabowo Subianto minta kejaksaan tindak tegas kasus beras oplosan yang membuat kerugian capai Rp100 T per tahun (Pixabay/ulleo)

KetikPos.com – Pakar Teknologi Industri Pertanian dari IPB University, Prof. Tajuddin Bantacut, mengungkap sejumlah ciri beras oplosan yang bisa dikenali secara kasat mata. Ia menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap peredaran beras oplosan yang dapat membahayakan kesehatan.

“Beras oplosan umumnya memiliki warna tidak seragam, ukuran butir bervariasi, dan menghasilkan nasi yang lembek setelah dimasak,” jelas Prof. Tajuddin dikutip ketikPos.com dari laman ipb.ac.id, Rabu (23/7)

Menurutnya, indikasi lain yang patut dicurigai adalah adanya perubahan warna, aroma yang tidak lazim, serta tekstur nasi yang berbeda dari biasanya. Ia menyebut beras seperti ini kemungkinan telah mengalami penurunan mutu atau tercampur benda asing, termasuk bahan kimia berbahaya seperti pewarna dan pengawet.

Baca Juga: Desak Wali Kota Palembang Sidak Beras Oplosan, Andreas Okdi Priantoro: Jangan Korbankan Rakyat

“Jangan beli beras tanpa label atau dari penjual yang tidak jelas. Cuci beras sebelum dimasak dan waspadai jika ada benda asing yang mengambang,” imbaunya.

Soal daya simpan, Prof. Tajuddin menyarankan agar beras tidak disimpan lebih dari enam bulan. Meskipun disimpan di tempat terkendali, kualitas beras tetap bisa menurun akibat faktor lingkungan, serangan hama, atau kontaminasi mikroorganisme.

Baca Juga: Eks Anggota DPRD Sumsel Diduga Gelapkan Beras Rp 4 Miliar, 5 Pengusaha Lapor Polisi

“Beras rusak memang bisa dipoles ulang agar tampak bagus, tapi bila kerusakannya sudah parah baik secara fisik, kimiawi, maupun mikrobiologis, maka tak layak dikonsumsi. Terlebih bila mengandung zat kimia, itu bisa sangat berbahaya,” tegasnya.

Ia mengidentifikasi tiga kategori utama beras oplosan yang beredar di pasaran. Pertama, beras yang dicampur dengan bahan lain seperti jagung.

Kedua, beras “blended” atau kombinasi beberapa jenis beras untuk memperbaiki rasa dan tekstur. Ketiga, beras rusak yang dipoles ulang agar tampak baru.

Baca Juga: Menko Pangan Zulkifli Hasan Tinjau Panen Raya dan Lahan Cetak Sawah di Banyuasin, Jaga Stabilitas Harga Beras

Lebih jauh, Prof. Tajuddin menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat terkait bahaya beras oplosan. Ia mengingatkan bahwa sebagai negara agraris, Indonesia seharusnya tidak hanya fokus pada produksi, tapi juga memastikan distribusi dan konsumsi beras yang aman dan berkualitas.

“Jangan sampai masyarakat menjadi korban karena minimnya informasi dan pengawasan terhadap peredaran beras oplosan,” pungkasnya. ***

Tags

Terkini

Kejaksaan RI telah Bertransformasi & Mereformasi Diri

Rabu, 19 November 2025 | 12:23 WIB