ketikPos.com – Pendopoan Rumah Dinas Wali Kota Palembang, Kamis (18/9/2025), sore itu tak hanya dipenuhi cahaya lampu kristal, tapi juga aura kehangatan. Para ulama, habib, dan ustaz duduk berjejer, wajah mereka penuh ketenangan, seakan membawa hawa sejuk di tengah hiruk pikuk kota.
Di hadapan mereka, Wali Kota Ratu Dewa bersama Wakil Wali Kota Prima Salam berdiri dengan nada suara yang lirih tapi tegas. Kata-katanya membuat suasana hening sejenak.
“Amanah ini berat. Kalau kami di jalan benar, dukung kami. Tapi kalau kami melenceng, luruskan kami,” ucap Ratu Dewa.
Kalimat itu seolah menjadi ikrar moral, bukan hanya bagi dirinya, tapi juga untuk seluruh jajaran Pemkot Palembang.
Dari Angka Kemiskinan ke Wisata Religi
Dalam pertemuan penuh silaturahmi itu, Ratu Dewa memaparkan capaian terbaru: angka kemiskinan Palembang berhasil ditekan dari 9,7% menjadi 9,04%.
Namun, ia menegaskan pembangunan tak hanya soal angka. Program rumah layak huni, pemberdayaan ekonomi, dan pengendalian inflasi tetap dilanjutkan. Di sisi lain, Pemkot juga merancang langkah spiritual: renovasi masjid bersejarah, revitalisasi makam ulama, penambahan Asmaul Husna di tiang LRT, serta insentif bagi marbot dan pengurus masjid.
“Kota ini harus tumbuh seimbang, sejahtera secara ekonomi dan religius secara jiwa,” tambahnya.
Prima Salam dan Satgas Anak Jalanan
Wakil Wali Kota Prima Salam memberi sorotan berbeda. Ia menyinggung tentang anak-anak jalanan yang bekerja sebagai badut, pengamen, bahkan pengemis.
“Kami akan bentuk Satgas untuk menangani mereka. Tapi sebelum itu, ASN yang berjumlah 24 ribu orang harus lebih dulu kita tata, supaya mesin birokrasi berjalan baik dalam melayani masyarakat,” jelas Prima.
Maspuroh Ingatkan Soal Arah
Sementara itu, Ust. H. Kemas Muhammad Ali Masud, juru bicara Maspuroh, menyampaikan apresiasi atas keterbukaan Pemkot. Namun ia mengingatkan, program keagamaan dan sosial jangan sampai hanya menjadi formalitas.
“Kami ingin memastikan program RDPS (Ratu Dewa–Prima Salam) ini tetap berpihak pada umat. Maspuroh siap mendukung penuh, asal semuanya tetap di jalan yang lurus,” tegasnya.
Harmoni di Pendopo
Pertemuan itu ditutup dengan doa bersama. Suara doa yang mengalun membuat pendopo terasa seperti surau besar—tempat pemimpin dan ulama melebur dalam satu tujuan: menjadikan Palembang kota yang bukan hanya maju, tapi juga berkah, religius, dan penuh harmoni.