KetikPos.com – Jakarta---Suasana hening mendadak pecah haru di ruang rapat Komisi III DPR RI, Selasa (30/9/2025). Istri diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Arya Daru Pangayunan, tak kuasa menahan tangis ketika menyampaikan desakan agar kematian sang suami diusut tuntas.
Meta Ayu Puspitantri datang dengan ditemani ayah, mertua, serta pengacara keluarga, Nicholay Aprilindo. Mereka sepakat: kasus yang menimpa Arya bukanlah perkara biasa, melainkan tragedi yang masih menyimpan terlalu banyak misteri.
“Kasus ini tidak boleh menjadi dark case. Jangan sampai menguap atau ditutupi. Arya bukan orang sembarangan, ia diplomat negara, aparatur publik yang seharusnya dilindungi,” tegas Nicholay.
Desakan Tarik Kasus ke Bareskrim
Keluarga menilai penanganan Polda Metro Jaya yang menyimpulkan tidak ada unsur pidana justru menyisakan kejanggalan. Karena itu, mereka meminta Bareskrim Polri mengambil alih penyelidikan.
Nicholay mengungkapkan, pihak keluarga berkali-kali meminta audiensi ke Bareskrim, namun selalu ditolak. “Alasannya klasik: pejabatnya dinas luar, sedang tidak di tempat. Padahal surat kami sudah masuk dan bahkan sudah mendapat atensi Kapolri,” ucapnya.
Ia pun curiga ada “sesuatu” yang sengaja ditutup-tutupi.
Klarifikasi Barang Bukti yang Kontroversial
Salah satu yang membuat keluarga geram adalah munculnya isu soal alat kontrasepsi yang ditemukan di lokasi kejadian. Informasi itu sempat memicu stigma negatif terhadap Arya.
“Itu bukan milik orang lain. Itu milik istrinya sendiri, Meta. Tolong jangan lagi ada framing yang menodai nama baik almarhum,” tegas Nicholay.
Tugas ke Helsinki yang Terhenti
Lebih jauh, keluarga mempertanyakan kenapa Arya meninggal justru ketika ia tengah bersiap menjalani penugasan baru ke Helsinki, Finlandia. Semua dokumen keberangkatan disebut sudah rampung.
“Kalau dia benar-benar berniat mengakhiri hidup, kenapa harus di tengah masa persiapan karier yang justru sedang menanjak?” ujar Nicholay retoris.
Jeritan Hati Sang Istri
Meta Ayu, yang baru pertama kali muncul ke publik setelah kematian suaminya, mengungkapkan harapannya dengan suara bergetar:
“Kepada Bapak Presiden, Bapak Kapolri, dan Bapak Menlu, saya memohon agar kasus ini diusut dengan jujur dan transparan. Kami ingin kebenaran, bukan sekadar jawaban yang menggantung,” katanya.
Bagi Meta, Arya bukan sekadar diplomat muda berprestasi. Ia adalah sosok sabar, penuh kebaikan, yang kepergiannya meninggalkan lubang besar bagi keluarga maupun rekan kerja.
Misteri yang Belum Terjawab
Kasus kematian Arya Daru Pangayunan yang ditemukan tak bernyawa di kamar indekos Menteng, 7 Juli 2025 lalu, kini menjadi sorotan luas. Namun hingga kini, belum ada kepastian apakah tragedi itu kecelakaan, bunuh diri, atau justru ada unsur lain yang tersembunyi.
Yang jelas, bagi keluarga, perjuangan mencari keadilan masih panjang. Pertanyaannya kini: apakah kasus ini akan benar-benar dibuka terang-benderang, atau dibiarkan tenggelam dalam gelapnya misteri?