KetikPosa.com– Sebuah kawasan industri modern di Cikande, Banten, yang biasanya dipenuhi aktivitas produksi kini berubah wajah. Bukan lagi sekadar deru mesin pabrik, melainkan kekhawatiran publik setelah ditemukan material radioaktif Cesium-137 (Cs-137).
Asal muasalnya ditelusuri ke tungku peleburan logam bekas PT Peter Metal Technology (PMT). Dari sana, percikan masalah meluas hingga ke meja perdagangan global: Amerika Serikat menolak ekspor udang beku Indonesia pada Agustus 2025, dengan alasan risiko radiasi.
Zona Khusus Radiasi
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, mengumumkan status “kejadian khusus radiasi” pada 30 September 2025.
“Kontaminasi hanya terjadi di Cikande, tidak sampai ke rantai pasok nasional,” tegasnya.
Dengan penetapan ini, kawasan industri Cikande resmi masuk zona khusus radiasi – langkah darurat agar penanganan bisa dipercepat.
1.562 Orang Diperiksa
Sejak itu, lebih dari 1.500 orang diperiksa medis. Catatannya: 1.562 orang menjalani skrining lengkap. Dari angka itu, sembilan orang terbukti terpapar radiasi internal lewat pemeriksaan whole body counter (WBC).
Mereka kini menjalani perawatan di RS Fatmawati, Jakarta, dibekali obat khusus Prussian Blue yang mampu mengikat partikel radiasi dalam tubuh.
Protokol Radiasi: Dari Surveymeter ke Obat Biru
Sistem deteksi berlapis diterapkan:
Surveymeter untuk mendeteksi paparan eksternal di tubuh dan pakaian.
Jika positif, dekontaminasi langsung: mandi, ganti pakaian.
Pemeriksaan darah (limfosit) sebagai indikator awal.
Hasil rendah → pemeriksaan WBC.
Kasus serius → dirujuk ke RS Fatmawati.
Risiko & Imbauan
Efek jangka pendek Cs-137 bisa berupa mual, muntah, diare, hingga penurunan sel darah putih. Jangka panjangnya, ancaman kanker mengintai.
Pemerintah meminta masyarakat tidak panik. Radiasi tak kasat mata, tapi bisa dideteksi medis. Warga diminta melapor bila muncul gejala dan tetap menjaga PHBS: mandi usai beraktivitas, cuci tangan, makan bergizi, tidur cukup.
“Tidak perlu khawatir berlebihan. Pemerintah sudah melakukan dekontaminasi dan pengamanan,” kata Aji Muhawarman, Kemenkes (3/10).