Peristiwa 17 siswa SMPN 9 Palopo yang mengalami gejala keracunan usai menyantap nasi ayam suwir di kantin sekolah, Senin (20/10/2025), menjadi refleksi penting bagi dunia pendidikan. Alih-alih mencari kesalahan, pihak sekolah kini menjadikannya momentum untuk memperkuat edukasi kebersihan, gizi, dan keamanan pangan bagi para siswa.
KetikPos.com, Palopo, Sulsel — Senin pagi yang cerah di SMP Negeri 9 Palopo berubah menjadi hari yang tak terlupakan bagi para guru dan siswa.
Sejumlah siswa yang biasanya riang menikmati waktu istirahat mendadak harus dilarikan ke pusat kesehatan setelah mengeluh mual dan pusing usai menyantap nasi ayam suwir dari kantin sekolah.
Sebanyak 17 siswa mendapatkan perawatan medis di Puskesmas Maroangin, RSUD Sawerigading, dan RS Mujaisah Palopo.
Untungnya, sebagian besar kini telah berangsur pulih setelah mendapat penanganan cepat dari tenaga medis dan guru di sekolah.
“Kami Kaget, Tapi Semua Bergerak Cepat”
Wakil Kepala Sekolah SMPN 9 Palopo menuturkan, begitu gejala mulai muncul, para guru langsung sigap membawa siswa ke fasilitas kesehatan terdekat.
“Semuanya terjadi cepat, anak-anak mulai mengeluh pusing, kami langsung koordinasi dengan puskesmas dan orang tua,” ujarnya.
Respons cepat itu membuat situasi terkendali. Petugas kesehatan juga turun langsung ke sekolah untuk memeriksa sumber makanan dan melakukan edukasi tentang kebersihan dan penyimpanan makanan yang aman.
Edukasi Gizi dan Kebersihan Jadi Prioritas
Alih-alih menyoroti siapa yang salah, pihak sekolah kini memfokuskan diri pada evaluasi dan pembelajaran bersama.
Kepala sekolah menegaskan, kejadian ini menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran akan keamanan pangan di lingkungan pendidikan.
“Kami akan perketat pengawasan kantin dan mengedukasi siswa agar lebih berhati-hati memilih makanan. Ini jadi pengalaman yang tidak ingin terulang,” ujarnya dengan tegas.
Kantin sekolah, yang selama ini menjadi tempat siswa bersosialisasi dan mencari energi di sela pelajaran, kini tengah dievaluasi untuk memastikan standar kebersihan dan kualitas bahan makanan.
Kerjasama Guru, Tenaga Medis, dan Polisi
Puskesmas Maroangin dan Polsek Telluwanua turut hadir bukan untuk mencari kesalahan, tetapi untuk memastikan keamanan dan pencegahan di masa depan.
Sampel makanan diperiksa di laboratorium, dan hasilnya akan digunakan untuk membuat panduan baru bagi sekolah-sekolah di Palopo.
Kapolsek Telluwanua AKP Abdul Azis menyampaikan, pihaknya ikut membantu agar kasus ini menjadi pembelajaran bersama.