politik-eksbis

Sidak Mengejutkan! Dedi Mulyadi Ungkap Air Aqua Bukan dari Pegunungan, tapi dari Tanah Dalam

Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:38 WIB

KetikOos.com, Subang-- Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pabrik air mineral Aqua di Kabupaten Subang. Dalam kunjungan itu, Dedi dibuat kaget setelah mengetahui bahwa sumber air yang digunakan bukan berasal dari mata air pegunungan seperti yang sering digambarkan dalam iklan, melainkan dari sumur bor dalam.
Sidak tersebut awalnya dilakukan untuk memeriksa penggunaan kendaraan berat milik perusahaan yang dianggap melebihi kapasitas jalan dan mempercepat kerusakan infrastruktur. Namun, perhatian Dedi justru tertuju pada asal-usul air yang digunakan oleh salah satu merek air mineral terbesar di Indonesia itu.
“Ini ngambil airnya dibor? Nggak akan ngefek sama pergeseran tanah?” tanya Dedi, dikutip dari video di kanal YouTube miliknya, Kamis (23/10/2025).
“Saya kira ini air permukaan atau air dari mata air. Jadi ini bukan air mata air ya? Kategorinya sumur pompa dalam,” lanjutnya dengan nada heran.
Sumur Bor Sedalam 132 Meter
Pihak Aqua yang mendampingi sidak menjelaskan bahwa sumber air mereka berasal dari sumur dalam dengan kedalaman bervariasi, mulai dari 60 hingga lebih dari 130 meter di bawah permukaan tanah.
“Kedalaman sumur di sumber 4 mencapai 132 meter dan 102 meter, sedangkan di sumber 2 sekitar 60 meter,” ujar perwakilan Aqua.
Penjelasan itu membuat Dedi semakin penasaran. Ia mengaku selama ini berasumsi bahwa air Aqua diambil dari mata air alami pegunungan, sesuai dengan citra produk yang ditampilkan dalam iklan.
“Dalam pikiran saya, dikira airnya dari mata air kemudian dimanfaatkan. Kan namanya juga air pegunungan,” ucapnya.
Pihak Aqua Klaim Tak Ganggu Lingkungan
Ketika ditanya soal dampak pengeboran sumur terhadap pergeseran tanah atau potensi longsor di kawasan pegunungan, pihak Aqua menyebut bahwa mereka telah melakukan kajian ilmiah dan kerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM).
“Posisi sumber air kami berdampingan dengan sumber PDAM Subang. Kami juga sudah melakukan studi dengan UGM untuk memastikan posisi air berada di lapisan bawah dan aman,” kata pihak Aqua.
Menurut mereka, hingga kini belum ada keluhan dari warga sekitar terkait aktivitas pengambilan air tanah tersebut.
Meski begitu, Dedi tetap mengingatkan pentingnya pengawasan lingkungan dan transparansi sumber daya alam, terutama di wilayah yang rentan terhadap pergeseran tanah dan kekeringan.
“Saya nggak nuduh, tapi ini harus jadi bahan penelitian. Banyak daerah di Jawa Barat yang ternyata sumber airnya dari tanah dalam, bukan dari mata air alami,” ujar Dedi.
Dua Titik Sumber Air dan Isu Perizinan
Dalam sidaknya, Dedi juga memastikan bahwa pengelolaan sumber air di pabrik Aqua Subang hanya berasal dari dua titik sumur. Ia menyinggung adanya perusahaan yang tak jujur dalam pelaporan izin pengambilan air.
“Bener airnya dua titik ya. Soalnya banyak oknum perusahaan ngakunya satu titik, tapi pasangnya lima. Setelah saya ramai ngomong di media sosial, baru pada urus izin,” tegasnya.
Klaim Resmi Aqua: Air dari Akuifer Dalam Pegunungan Vulkanik
Dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, pihak Aqua menegaskan bahwa sumber air mereka tetap berasal dari kawasan pegunungan vulkanik, namun diambil dari lapisan akuifer dalam — bukan dari mata air permukaan.
“Sumber air kami berada di kedalaman antara 60 hingga 140 meter di bawah permukaan tanah, terlindung lapisan alami sehingga tidak tercemar aktivitas manusia,” tulis pernyataan resmi Aqua.
Perusahaan juga menyebut bahwa sebelum menentukan titik pengeboran, mereka melakukan penelitian multidisiplin selama minimal satu tahun, mencakup aspek geologi, hidrologi, dan lingkungan.
“Kami berkomitmen menjaga keberlanjutan sumber daya air agar tetap lestari dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar,” lanjut keterangan tersebut.

Tags

Terkini

Kejaksaan RI telah Bertransformasi & Mereformasi Diri

Rabu, 19 November 2025 | 12:23 WIB