Ketikpos.com -- Menteri BUMN Erick Thohir menjadi figur calon wakil presiden (cawapres) dengan elektabilitas tertinggi.
Hal ini tergambar dalam temuan survei nasional Poltracking Indonesia bertajuk "Pergeseran Peta Elektoral Capres-Cawapres dan Partai Politik pada Tiga Survei Terbaru".
Dalam simulasi 10 nama cawapres, Erick tetap konsisten menduduki posisi tertinggi dengan 17,1 persen disusul Sandiaga Uno, Ridwan Kamil, Mahfud MD, dan AHY.
Baca Juga: Erick Tohir, Sandiaga Uno, Mahfud MD, Ridwan Kamil Berpeluang Cawapres Ganjar
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda AR menyampaikan cawapres dapat menjadi faktor kunci dalam kemenangan pasangan calon di Pilpres 2024.
Pasalnya, ucap Hanta, tren elektabilitas capres sejauh ini masih cukup kompetitif dan tidak ada yang terlalu mendominasi.
"Dengan peta elektabilitas capres yang cukup kompetitif dan tidak ada petahana, maka variabel cawapres menjadi sangat penting," ujar Hanta saat memaparkan temuan survei nasional Poltracking Indonesia bertajuk "Pergeseran Peta Elektoral Capres-Cawapres dan Partai Politik pada Tiga Survei Terbaru" di Jakarta, Jumat (28/4/2023).
Baca Juga: Cegah Seperti Pemilu Lalu, KPU Batasi Usia KPPS
Hanta mengatakan Erick Thohir selalu menjadi yang teratas dalam sejumlah simulasi cawapres yang dilakukan pada 9-15 April 2023. Hanta menyampaikan Erick meraih 16,3 persen pada simulasi 20 nama cawapres atau lebih tinggi dibandingkan Sandiaga Uno sebesar 14,8 persen dan Ridwan Kamil yang hanya 12,2 persen.
Hanta menyampaikan Erick memiliki tren elektabilitas yang stabil dan cenderung naik dalam tiga survei yang dilakukan Poltracking, pada Februari hingga April.
Hanta memerinci tren elektabilitas Erick pada Februari tercatat sebesar 16,5 persen, kemudian Maret naik menjadi 16,7 persen, dan naik menjadi 17,1 persen pada April.
Baca Juga: Ratusan WNI Dari Sudan Sudah Tiba di Indonesia
Hanta menyampaikan tren elektabilitas Erick Thohir bahkan relatif stabil sejak Oktober 2021.
"Dalam tiga survei terakhir, Erick Thohir stabil dan cenderung naik tipis. Sandiaga juga cenderung naik, Ridwan Kamil trennya turun setelah masuk Golkar, bisa jadi karena persepsi Golkar sudah punya Airlangga," ucap Hanta.