KetikPos.com - Menghadapi prediksi puncak musim kemarau yang diperkirakan terjadi pada Juli dan Agustus 2024, pemerintah Indonesia melakukan langkah antisipatif melalui Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Langkah ini diambil untuk memastikan ketersediaan air di 43 bendungan di Pulau Jawa, yang menjadi krusial akibat penurunan daya tampung air yang disebabkan oleh fenomena El Nino.
Prediksi BMKG: Kemarau Normal dengan Beberapa Anomali
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa musim kemarau tahun ini secara umum akan bersifat normal, dengan beberapa wilayah yang mengalami kondisi lebih kering dibandingkan biasanya.
Wilayah yang diperkirakan mengalami kemarau di bawah normal mencakup sebagian kecil Aceh, Sumatra Utara, Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku Utara, Papua Barat, Papua Tengah, dan Papua Selatan.
Strategi Antisipasi Kekeringan
Meskipun prediksi BMKG menunjukkan kemarau normal, risiko kekeringan tetap harus diantisipasi. Pemerintah, melalui berbagai kementerian dan lembaga, merekomendasikan penyimpanan air pada akhir musim hujan untuk memastikan ketersediaan air selama kemarau.
Upaya ini melibatkan pemanfaatan danau, waduk, embung, dan kolam retensi serta gerakan memanen air hujan oleh masyarakat.
Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC)
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bekerja sama dengan BMKG, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU) untuk menerapkan TMC. Operasi ini bertujuan mengisi bendungan yang mengalami penurunan daya tampung hingga 19% akibat El Nino, yang setara dengan 981,5 juta meter kubik air.
Pelaksanaan TMC dibagi menjadi tiga posko:
- Posko 2 di Bandung untuk 8 bendungan.
- Posko 3 di Solo untuk 23 bendungan.
-Posko 4 di Malang untuk 12 bendungan.
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, menyatakan bahwa teknologi ini memungkinkan pemantauan volume air yang dihasilkan dari penyemaian awan, serta berfungsi untuk mengurangi risiko hujan atau banjir di berbagai tempat.
Proses dan Hasil Awal TMC
Operasi TMC dilakukan dengan 1-3 sorti (penerbangan) per hari menggunakan 800 kg garam food grade untuk setiap penyemaian. Pelaksanaan awal TMC pada 1-5 Juni 2024 berhasil menghasilkan hujan di sekitar 22 bendungan dari target 43 bendungan, termasuk Bendungan Jatiluhur, Kedung Ombo, Wadaslintang, dan lain-lain.
Tahapan Pelaksanaan TMC