KetikPos.com — Di sebuah sudut Desa Margahayu Tengah, tepatnya di wilayah yang dikenal dengan sebutan Blok Ransel, sekelompok pengrajin tas ransel lokal sedang menapaki babak baru dalam perjalanan mereka.
Bukan sekadar memproduksi tas—mereka kini mulai mem-branding dan memasarkan produknya ke dunia digital.
Selama dua hari, 26–27 Oktober 2024, semangat perubahan itu terasa nyata di Gedung Serbaguna Kantor Desa Margahayu Tengah.
Sebuah pelatihan bertajuk “Branding dan Pemasaran Digital untuk Komunitas Pengrajin Tas Ransel Blok Ransel” digelar dengan tujuan membekali para pengrajin agar mampu bersaing di pasar yang semakin kompetitif.
Pelatihan ini merupakan hasil kolaborasi antara akademisi dan mahasiswa dengan pendekatan partisipatif, menyentuh langsung kebutuhan para pengrajin dari aspek praktis hingga strategis.
“Kami ingin produk Blok Ransel tidak hanya dikenal di lingkungan sekitar, tapi juga bisa tampil percaya diri di etalase digital nasional, bahkan internasional.
Identitas merek menjadi kunci,” ujar Abi, salah satu tim pelaksana kegiatan.
Dari Jahit Manual ke Digital Marketing
Komunitas Blok Ransel selama ini dikenal sebagai produsen tas berkualitas yang dibuat dengan keterampilan tangan dan semangat kolektif.
Namun, keterbatasan peralatan produksi, akses teknologi, dan pemahaman digital membuat mereka sulit berkembang secara luas.
Lewat pelatihan ini, mereka mulai dikenalkan pada strategi brand positioning, teknik copywriting yang menarik, cara membuat konten visual yang konsisten, serta pemanfaatan media sosial seperti Instagram, TikTok, dan e-commerce.
Bahkan, sesi simulasi langsung dilakukan agar para peserta bisa langsung mempraktikkan cara membangun feed Instagram dan membuat video promosi yang sederhana namun efektif.
“Dulu kami hanya fokus produksi. Sekarang kami sadar bahwa membangun merek juga butuh strategi dan cerita. Pelatihan ini membuka wawasan kami,” ungkap Ibu Ratna, salah satu pengrajin senior yang ikut pelatihan.
Tantangan dan Harapan ke Depan