ketikpos.com - Konflik adalah bagian alami dari hubungan pribadi dan dapat terjadi di antara pasangan, keluarga, teman, atau rekan kerja.
Namun, cara kita mengelola konflik sangat berpengaruh terhadap keberlanjutan dan kualitas hubungan tersebut.
Artikel ini akan membahas beberapa strategi yang efektif dalam mengelola konflik dalam hubungan pribadi, yang dapat membantu memperkuat ikatan, mempromosikan pemahaman, dan membangun keharmonisan.
Sumber yang relevan akan disertakan untuk memberikan dasar penelitian dan panduan praktis.
1. Komunikasi Efektif:
Komunikasi yang efektif merupakan pondasi penting dalam mengelola konflik.
Penting untuk mendengarkan dengan empati, mengungkapkan perasaan dan kebutuhan dengan jelas, dan menghindari serangan pribadi.
Teknik komunikasi non-defensif, seperti menggunakan "Saya" daripada "Anda" dalam menyampaikan pesan, juga dapat membantu menghindari kesalahpahaman dan mengurangi konflik.
Sumber:
- Gottman JM, Notarius CI. Marital research in the 20th century and a research agenda for the 21st century. Family Process. 2000; 39(1): 81-96.
- Barker V. Older adults' perspectives on communication in close relationships. J Soc Pers Relat. 2004; 21(5): 617-640.
2. Pemahaman dan Empati:
Mempertahankan sikap terbuka dan berusaha memahami sudut pandang pasangan atau pihak lain adalah kunci untuk mengelola konflik dengan baik.
Melihat konflik sebagai peluang untuk belajar tentang perasaan dan kebutuhan masing-masing dapat membantu menciptakan pemahaman yang lebih dalam dan memperkuat ikatan emosional.
Sumber:
- Fincham FD, Beach SRH. Conflict in marriage: Implications for working with couples. Annu Rev Psychol. 1999; 50(1): 47-77.
- Krejtz I, Nezlek JB. The roles of empathy and authenticity in interpersonal conflict generation and resolution. J Soc Psychol. 2019; 159(2): 132-148.
3. Pengaturan Emosi:
Konflik dapat memicu emosi yang kuat, seperti kemarahan, kecemasan, atau kesedihan.
Mengatur emosi dengan baik adalah keterampilan penting dalam mengelola konflik. Teknik seperti latihan pernapasan, meditasi, atau berbagi perasaan dengan pihak ketiga yang terpercaya dapat membantu menenangkan diri dan menghindari respons impulsif yang merugikan.
Sumber:
- Gross JJ. Emotion regulation: Conceptual and empirical foundations. In: Gross JJ, editor. Handbook of Emotion Regulation. 2nd ed. New York: Guilford Press; 2014. p. 3-20.
- Keltner D, Haidt J. Social functions of emotions at four levels of analysis. Cogn Emot. 1999; 13(5): 505-521.
4. Kompromi dan Kolaborasi:
Mengembangkan kemampuan untuk mencari solusi yang saling menguntungkan melalui kompromi dan kolaborasi adalah kunci dalam mengelola konflik.
Artikel Terkait
Menjaga Hobi dan Kreativitas dalam Kehidupan Sehari-hari: Pentingnya Melepaskan Diri dari Rutinitas