Mengelola Konflik dalam Hubungan Pribadi: Kunci untuk Keharmonisan dan Pertumbuhan Bersama

Mengidentifikasi kepentingan bersama dan mencari solusi yang memenuhi kebutuhan kedua belah pihak dapat membantu menciptakan perasaan keadilan dan kepuasan dalam hubungan.

Sumber:
- Pruitt DG, Kim SH. Social conflict: Escalation, stalemate, and settlement. 1st ed. New York: McGraw-Hill; 2004.
- Rahim MA. Managing conflict in organizations. 4th ed. New Brunswick: Transaction Publishers; 2011.

5. Terapi Pasangan atau Kelompok:
Dalam kasus konflik yang kompleks atau berkepanjangan, mencari bantuan dari terapis pasangan atau terapis kelompok dapat menjadi pilihan yang baik.

Terapis dapat membantu memfasilitasi komunikasi yang sehat, memperkuat keterampilan mengelola konflik, dan membantu pasangan atau kelompok mengembangkan strategi yang efektif dalam menghadapi konflik.

Sumber:
- Baucom DH, Epstein N. Cognitive-behavioral marital therapy. New York: Brunner/Mazel; 1990.
- Johnson SM. Emotionally focused couple therapy with trauma survivors: Strengthening attachment bonds. New York: Guilford Press; 2002.

Kesimpulan:
Mengelola konflik dalam hubungan pribadi membutuhkan keterampilan komunikasi yang efektif, pemahaman, pengaturan emosi, kompromi, dan kemampuan untuk bekerja sama.

Dengan menerapkan strategi ini, pasangan atau individu dalam hubungan pribadi dapat membangun keharmonisan, memperkuat ikatan, dan tumbuh bersama dalam menghadapi tantangan konflik.

Penting untuk diingat bahwa setiap hubungan unik, dan memilih pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi individu sangat penting dalam mengelola konflik secara efektif.