"Pertja Selatan" menjadi sorotan utama sebagai satu-satunya surat kabar yang berani mengkritik pemerintahan kolonial Hindia Belanda.
Namun, keberaniannya tidak lepas dari ancaman dan sanksi dari pihak berwenang.
Di bawah kepemimpinan N.V. Peroesahaan Boemipoetra, surat kabar ini mampu bertahan sebagai suara kritis masyarakat Palembang terhadap kebijakan kolonial.
Baca Juga: Hari Pers Nasional 2023, DKR: Rakyat Butuh Pers Yang Bela Kepentingan Rakyat
Ketika Jepang memasuki wilayah Indonesia, pers di Palembang mengalami dinamika baru dengan munculnya "Shimbun Palembang", yang berfungsi sebagai alat propaganda pemerintahan Jepang.
Setelah Indonesia merdeka, sejumlah wartawan yang sebelumnya terlibat dalam "Shimbun Palembang" mendirikan "Soematra Baroe" pada tahun 1945, yang kemudian berganti nama menjadi "Obor Rakjat" dan akhirnya "Soeara Rakjat".
Tantangan bagi pers Palembang tidak berhenti sampai di situ.
Pada akhir tahun 1950-an, sejumlah surat kabar mengalami pembredelan oleh pemerintah, yang mencerminkan ketegangan politik pada masa itu.
Di era modern, pers di Palembang menghadapi tantangan baru dari internet dan televisi.
Namun, beberapa surat kabar seperti "Sriwijaya Post" Kompas Grup bersama Trbun Sumsel dan "Sumatera Ekspres" telah berhasil memanfaatkan media online dengan serius untuk tetap bersaing.
Sumatera Ekspres bagian dari Jawa Pos yang kemudian kini manajemennya telah melebur, kini masih eksis bersama beberapa koran grupnya, seperti Palembang Pos, Palembang Ekspres, dan Radar Palembang.
Baca Juga: Mantan Pangdam II/Sriwijaya Dapat Penghargaan Dari Dewan Pers
Di luar itu beberapa koran lainnya yang dimiliki pengusaha lokal juga sempat menyemarakkan dunia Pers di Sumsel.
Sebut saja ada Suara Rakyat Semesta (SRS), koran Transparan, Sumsel Pos, Agung Pos, Suara Nusantara, dan Patroli.
Meskipun persaingan dengan media online dan sosial semakin ketat, surat kabar di Palembang terus berjuang untuk bertahan dan menyajikan berita yang mendalam dan menarik bagi masyarakatnya.
Artikel Terkait
Konfrensi Pers dan Akun Fake Bima
Hari Kebebasan Pers Sedunia 2023, Kekerasan Terhadap Wartawan Meningkat
Presiden Minta Wartawan Laksana KEJ, Ini Keunggulan Insan Pers
Dewan Pers Minta Masyarakat Pantau Media Langgar Kode Etik
Mantan Pangdam II/Sriwijaya Dapat Penghargaan Dari Dewan Pers
Kurnaidi Pimpin PWI Sumsel 2024-2029: Semangat Baru untuk Pers di Sumatera Selatan
Mengenang Perjalanan Jurnalistik: Hari Pers Nasional 9 Februari 2024
Peran Sentral Pers dalam Sejarah Bangsa: Refleksi HUT ke-78 PWI dan Tantangan Masa Depan
Wakil Presiden Ma'ruf Amin: Pesan Selamat dan Tegaskan Peran Penting Pers dalam Kontrol Sosial Demokrasi