Nama "Herman Deru" sering kali dikaitkan dengan kepemimpinan yang sederhana dan peduli terhadap nasib rakyat kecil. Bahkan, akronim nama "HD" yang populer, dikatakan sebagai singkatan dari "Lahir Zaman Orde Baru," menandakan bahwa ia lahir di masa transisi politik Indonesia.
Herman memulai pendidikan dasar di SD Negeri 1 Sidomulyo Belitang, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 1 Belitang, dan SMA Negeri 3 Palembang. Setelah menamatkan pendidikan menengah, Herman melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Syakyakirti Palembang, di mana ia berhasil meraih gelar Sarjana Hukum pada tahun 1995. Tak berhenti di sana, pada tahun 2008, ia menyelesaikan pendidikan Magister Manajemen di STIE Trisna Negara.
Setelah dua periode di OKU Timur, Herman Deru maju ke Pilgub melawan H Alex Noerdin. Dia menggandeng Hj Maphilinda, sebagai cawagub. Cawagubnya ini merupakan istri dari Syahrial Oesman.
Hanya saja, garis tangan belum berpihak. Kursi Gubernur diraih Alex Noerdin yang berpasangan dengan H Ishak Mekki. Di periode ini, kasus dana hibah sebesar lebih dari Rp 2 trilyun terbongkar dan menyeret beberapa pejabat Sumsel kala dipimpin H Alex Noerdin.
Di periode berikutnya, Herman Deru maju kembali dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Selatan (Pilkada Sumsel) 2018. Dalam Pilkada ini, Herman berpasangan dengan Ir. H. Mawardi Yahya, dikenal dengan sebutan HDMY.
Yang menjadi panglima kala itu, H Syahrial Oesman. Pasangan ini meraih kemenangan dengan suara terbanyak dan pada 1 Oktober 2018, mereka dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Selatan. Herman Deru menjabat Gubernur Sumsel untuk periode 2018–2023.
Sebagai Gubernur, Herman Deru tetap mempertahankan pendekatan blusukan yang telah membangun popularitasnya. Selain itu, ia juga dikenal dengan kebijakan yang mendukung pembangunan infrastruktur dan pemberdayaan ekonomi masyarakat Sumatera Selatan.
Keberhasilan Herman dalam mengelola pemerintahan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya menjadikannya sebagai salah satu pemimpin yang sangat dihormati di Sumatera Selatan.
Di Pilkada 2024, Mawaradi Yahya memilih maju dan berpasangan dengan Hj RA Anita Noeringhati. Sementara, Ir H Syahrial Oesman menjadi panglima Cagub yang dikenal dengan sebutan "Matahati".
Baca Juga: Herman Deru: Ikon Perubahan dan Pemimpin Merakyat yang Siap Bawa Sumatera Selatan Menuju Babak Baru
Syahrial Oesman:
Syahrial Oesman, yang lahir di Palembang pada 21 Juni 1963, merupakan seorang politisi senior yang telah berkarir panjang di dunia politik Sumatera Selatan.
Syahrial adalah anak pertama dari pasangan H. Muhammad Oesman dan Hj. Mahfuzah, yang keduanya berasal dari keluarga yang dikenal dengan tradisi kuat dalam bidang pemerintahan dan pendidikan.
