nasional

Menelusuri Jejak Sejarah Pers di Palembang: Memahami Dinamika dan Perkembangannya dari Masa ke Masa

DNU
Rabu, 21 Februari 2024 | 13:33 WIB
Koran sumatera express mewarnai perkembangan surat kabarndi Sumsel (Web @palembangdalamsketsa)

 

KetikPos.com -- Hari Pers Nasional (HPN) 2024 baru saja berlalu.

Cukup penting kehadiran surat kabar di Sumsel. Corak pemberitaan turut diwarnai oleh kehadiran media-media di wilayah ini.

Sejarah pers di Palembang mengungkapkan sebuah narasi yang menarik tentang peran dan evolusi media massa dalam menyuarakan suara dan menyampaikan informasi kepada masyarakat setempat.

Baca Juga: LIma Faktor Media Cetak, Termasuk Koran Sindo, Berguguran Tak Hadir Lagi di Hadapan Pembaca

Meskipun tidak sebesar pusat-pusat media di pulau Jawa, peran pers di Palembang memiliki dampak yang signifikan dalam perkembangan industri media di Indonesia.

Pada paruh kedua abad ke-19, ketika Hindia Belanda masih berkuasa, jejak awal pers Palembang mulai tercatat dengan terbitnya surat kabar "Nieuws en Advertentie blad voor de Residentie Palembang, Djambie en Banka" pada tahun 1893.

Surat kabar ini, yang diterbitkan dua kali seminggu, menjadi saluran utama untuk menyampaikan berita dan informasi terutama bagi kepentingan perusahaan minyak di wilayah tersebut.

Baca Juga: Memantau Media Massa, Masyarakat Dapat Membentuk Media Watch

Namun, untuk benar-benar memahami akar perkembangan pers di Palembang, kita perlu melakukan perjalanan kembali ke tahun 1830, di mana Kemas Mohammad Asahari, seorang pengusaha pribumi, mencatat sejarah sebagai pemilik mesin cetak pertama di Indonesia.

Meskipun namanya tidak sepopuler beberapa tokoh lain, seperti Tirto Hadisoerjo di Bandung, kontribusinya dalam bidang percetakan memberikan landasan awal bagi perkembangan pers di Palembang.

Sementara itu, pada tahun 1919, muncul surat kabar "Teradjoe" yang diterbitkan oleh Sarekat Islam Palembang, yang kemudian menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah pers lokal.

Era keemasan pers Palembang kemudian dimulai pada tahun 1920-an dengan munculnya beberapa surat kabar kritis seperti "Obor Rakjat", "Tjahaya Palembang", dan "Pertja Selatan".

Masa kejayaan ini, yang berlangsung dari tahun 1926 hingga 1939, tercermin dalam penerbitan "Pertja Selatan" di bawah naungan N.V. Peroesahaan Boemipoetra Palembang.

Baca Juga: Mengenang Perjalanan Jurnalistik: Hari Pers Nasional 9 Februari 2024

Halaman:

Tags

Terkini