opini-tajuk

Mengurai Framing Media : Pandangan Manusia Terhadap Berita

DNU
Selasa, 7 Mei 2024 | 04:11 WIB
Arif Ardiansyah


Dr. Arif Ardiansyah*
Framing dalam pemberitaan menjadi semakin penting dalam era digital ini. Mengapa? Karena cara media mengemas berita tidak hanya memengaruhi pemahaman kita, tetapi juga membentuk pandangan kita terhadap suatu isu.

Kita seringkali menjadi konsumen pasif yang mudah terpengaruh oleh framing media. Namun, dengan memahami konsep ini lebih dalam, kita bisa menjadi pembaca yang lebih bijaksana.

Baca Juga: Pakar Komunikasi Politik Mendorong Calon Kepala Daerah Memiliki Gagasan dan Networking Luas untuk Pembangunan di Sumatera Selatan
Framing, dalam esensinya, adalah cara media memilih sudut pandang dan menampilkan informasi untuk mempengaruhi cara kita memahami suatu topik.

Ini bukan sekadar soal apa yang disampaikan, tetapi juga bagaimana hal itu disampaikan. Dan di baliknya, terdapat kepentingan dan agenda tertentu yang bisa mempengaruhi cara informasi tersebut disajikan.


Untuk menganalisis framing dalam pemberitaan, perhatikan aspek-aspek seperti pemilihan topik, penyajian informasi, kata-kata yang digunakan, dan penekanan pada aspek tertentu dari suatu peristiwa.

Memahami cara kerja framing meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bias media, sehingga kita lebih kritis dan tidak mudah terpengaruh oleh kepentingan tertentu.


Salah satu alasan mengapa penting untuk menganalisis framing dalam pemberitaan adalah karena media seringkali memiliki kepentingan tersendiri dalam menampilkan suatu peristiwa atau isu, yang dapat mempengaruhi persepsi masyarakat.

Dengan memperhatikan aspek-aspek dalam framing, kita dapat mengidentifikasi apakah suatu pemberitaan mencoba untuk menggiring opini atau mempengaruhi pandangan kita sehubungan dengan suatu isu.

Oleh karena itu, kemampuan untuk menganalisis framing akan membantu kita untuk menjadi konsumen media yang lebih bijaksana dan tidak mudah dipengaruhi oleh kepentingan tertentu.

Baca Juga: Wamenkominfo Ajak Sarjana Komunikasi untuk Membangun Kepercayaan Publik


Misalnya, ketika terjadi konflik antara dua kelompok politik, media yang memiliki kepentingan pada salah satu kelompok akan cenderung menggunakan framing yang menguntungkan kelompok tersebut, seperti menampilkan pernyataan dari tokoh penting kelompok tersebut lebih dominan atau menggunakan kata-kata yang mendukung pandangan mereka.

Dengan menganalisis framing ini, kita akan lebih mampu mengidentifikasi keberpihakan media dan tidak serta-merta percaya dengan pemberitaan yang ada, sehingga kita menjadi pembaca yang lebih kritis dan tidak mudah terpengaruh oleh opini yang disampaikan.


Cara menganalisis framing dapat dilakukan melalui beberapa langkah.

Pertama, perlu diperhatikan bagaimana media menyajikan informasi. Apakah ada penggunaan bahasa atau gambar yang dapat mempengaruhi persepsi masyarakat tentang topik yang dibicarakan.

Kedua, perlu melihat pemilihan sumber atau sumber yang digunakan oleh media. Apakah sumber atau narasumber tersebut berasal dari kelompok tertentu yang memiliki sudut pandang atau kepentingan tertentu.

Halaman:

Tags

Terkini

Media: Arsitek Realitas di Era Digital

Rabu, 26 November 2025 | 08:12 WIB

Menjaga Wibawa Pendidikan dari Kriminalisasi Pendidik

Jumat, 24 Oktober 2025 | 14:09 WIB

Pelangi Beringin Lubai II: SIMBOLIS HUBUNGAN KEKERABATAN

Selasa, 23 September 2025 | 07:02 WIB

Pelangi Beringin Lubai dalam Kenangan I: Budaya Ngule

Senin, 22 September 2025 | 19:12 WIB

Rusuh: Rakyat Selalu Dipersalahkan, Kenapa?

Jumat, 5 September 2025 | 17:48 WIB

BEDAH ALA KRITIKUS SASTRA

Jumat, 29 Agustus 2025 | 22:28 WIB

BENDERA PUTIH TLAH DIKIBARKAN

Senin, 25 Agustus 2025 | 16:11 WIB