"Kalau kurs sudah di atas Rp17.000 dan ini batas psikologis seperti pada 1998. Padahal pemerintah punya utang besar yang berdenominasi dolar. Itu akan menaikan belanja bunga utang.”
Berdasarkan data BI, utang luar negeri Indonesia tembus US$427,5 miliar atau Rp6.997 triliun per Januari 2025. Jumlah itu dengan asumsi kurs US$1 senilai Rp16.370.
Pelemahan rupiah, akan menciptakan sentiment negatif di pasar modal. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan terdampak langsung dan bisa anjlok. Tercatat sepanjang Januari hingga 6 Maret 2025, aliran modal asing yang keluar (capital outlow) sebesar Rp20,12 triliun. Angka ini belum termasuk potensi dampak dari kebijakan tarif Trump.
Indonesia Sebagai Eksportir CPO Terbesar Dunia Bisa Bersaing?
Indonesia diuntungkan salah satunya bersama Negara tetangga Malaysia sebagai eksportir terbesar CPO Dunia yang mampu mengendalikan harga dunia, sehingga saat negosiasi “leverage” nya tinggi.
Kendati demikian, justru di tengah beragam potensi ancaman itu, ternyata ada peluang yang bisa dimanfaatkan Indonesia yang dikenakan tarif 32% itu. Indonesia bukan sasaran utama, tapi yang disasar adalah negara-negara kompetitor seperti China yang diatas Indonesia 2%, Vietnam di atas Indonesia 14%, hingga Kamboja yang mencapai total 49% atau 17% diatas Indonesia. Jadi kalau Indonesia jeli untuk melihat peluang ini, Indonesia bisa mengambil pasar yang para kompetitor tersebut justru kalah di situ
Pengenaan tarif timbal balik AS ini bukan kali pertama bagi Trump. Pada 2019, dia melakukan kebijakan sama, yang menciptakan perang dagang antara China dan AS.
Di balik perang itu, ada satu negara yang berhasil mengambil manfaat, yaitu Vietnam. Saat itu, Vietnam secara cerdik mensubtitusi produk China di AS dan memudahkan investasi asing masuk ke negaranya.
Vietnam memiliki kemiripan produk ekspor yang cukup tinggi dengan China sehingga dia mampu mengantikan ruang kosong yang ditinggalkan China di AS.
Indonesia yang dikenal sebagai negara dengan tingkat kemudahan Investasi yang cukup baik akhir-akhir ini dalam perbandingan dengan Vietnam tersebut tentu dapat dilihat kelebihan dan kekurangannya termasuk dalam merespon kebijakan dunia yang ada. Tegas togar.
Walaupun tingkat kesamaan ekspor Indonesia dengan China ke AS relatif sedikit, ada beberapa produk yang bisa dimanfaatkan oleh Indonesia terutama di bidang CPO.
Pemerintah Indonesia juga sudah mulai menerapkan B40 melalui Pertamina sejak 1 Januari 2025 yaitu bahan bakar minyak (BBM) campuran solar dan biodiesel nabati yang berbasis minyak sawit.
AS dalam indeks perdagangannya masih membutuhkan produk lain seperti mineral, logam, dan barang-barang konsumen. Ya, Indonesia mempunyai 10 komoditas utama ekspor dunia seperti batubara, besi/baja, minyak kelapa sawit, bijih tembaga, hingga nikel.
Selain itu, perkembangan global menuju transisi hijau juga dapat membuka peluang besar bagi Indonesia sebagai negara penghasil mineral kritis untuk mendukung teknologi ramah lingkungan.