Desa Beringin Lubai secara geografis berada di sisi kanan kiri sungai Lubai. Merupakan ibu kota Kecamatan Lubai, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan.
Kultur kehidupan masyarakatnya dominan dipengaruhi budaya melayu termasuk bahasa komunikasinya.
Dalam budaya perasanan atau rasan kule antar dua belah pihak, terutama pada acara perkawinan, agar terasa santun, halus dalam komunikasi maka masing-masing pihak menunjuk perwakilan keluarga atau yang dituakan yang disebut Kule Rasan.
Biasanya masing-masing terdiri dari tiga orang, salah satunya menjadi juru bicara.
Kule Rasan berwenang berbicara dalam musyawarah berkenaan dengan tujuan bersama dari kedua belah pihak.
Sedangkan hal-hal yang dimusyawarahkan antara kedua belah pihak disebut Rasan Kule.
Baca Juga: Buku Bunga Rampai Beringin Loebay (Bagian VI): TRADISI NGUMPUL SANAK PEDAK (KELUARGA DEKAT)
Agar terasa lebih santun dan halus, bahasa komunikasinya sering diselingi dengan bahasa seni yang indah, menarik dan ada unsur humorinya, yakni bahasa pantun bersahut.
Adapun contoh pantunnya:
- Oleh Kule Rasan pihak laki-laki, pantun pembuke:
Kentang bukan sembarang kentang,
Kentang tumbuh di bawah batang temedak.
Kami datang bukan sembarang datang,