Desa Beringin Lubai awalnya merupakan ibu kota kecamatan Rambang Lubai kemudian karena pemekaran menjadi ibu kota Kecamatan Lubai dan akhirnya pemekaran lagi menjadi ibu kota Kecamatan Lubai.
Seiring tuntan pembangunan Desa Beringin mengalami pemekaran menjadi Desa Menanti dan Desa Beringin, dan wilayah pemerintahan Desa Beringinpun mengalami pemekaran dari 4 dusun menjadi 7 dusun dan sekarang ini menjadi 12 dusun , yang masing-masing dipimpin oleh Kepala Dusun atau Kadus.
Penduduknyapun telah mengalami perkembangan dari homogen menjadi heterogen, terdiri dari bermacam suku, namun tetap hidup rukun berdampingan.
Baca Juga: Buku Bunga Rampai Beringin Loebay (Bagian X) Tradisi Ngantar Dudol Lemang (Ngantat Dudol)
Dalam hal perkawinan, ada budaya arak-arakan pengantin terutama
tradisi ngunduh mantu perempuan.
Setelah aqad nikah pihak laki-laki mengarak pengantin turun dari rumah pengantin perempuan menuju rumah pengantin laki-laki, sepanjang jalan pengantin diarak semeriah mungkin oleh keluarga dua belah pihak dan masyarakat.
Dalam arak-arakan ada musik pengarak sarapul anam dan bahkan tanjidur, alat musik kongkong atau tawak-tawak sejenis gong kecil, pencak silat, jeme besak sejenis ondel-ondel serata juli, kendaraan hias pengantin.
Bahkan tempo dulu diiringi dentuman suara bedil kecepek atau senjata api laras panjang, suaranya menggelegar dihiasi serbuk mesiu beterbangan di udara.
Baca Juga: Buku Bunga Rampai Beringin Loebay (Bagian IX) Adab Manggil Persedekahan
Kaum ibu-ibu turut memeriahkan arak-arakan dengan menari sambil menyelendangkan kain panjang dimana nantinya kain panjang tersebut digunakan untuk menangkap mempelai perempuan yang bermakna penerimaan sebagai anggota keluarga yang baru dari pihak keluarga laki-laki.
Dalam hal menangkap pengantin, ada dua macam tangkapan, yaitu: