إِنَّ اللَّهَ – تعالى – تطوَّل – أي تفضل – عَلَى أَهْلِ عَرَفَاتٍ يُبَاهِي بهم الْمَلاَئِكَةَ يَقُولُ : يَا مَلاَئِكَتِي ، انْظُرُوا إِلَى عِبَادِي شُعْثًا ، غُبْرًا أَقْبَلُوا يَضْرِبُونَ إِلَيَّ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ ، فأشهدكم أَنِّي قَدْ أَجَبْتُ دَعَاءهُمْ ، وَشَفَعْتُ رَغْبَتَهُمْ ، وَوَهَبْتُ مُسِيئَهُمْ لِمُحْسِنِهِمْ ، وَأَعْطَيْتُ مُحْسِنيهُمْ جَمِيعَ مَا سَأَلُونِي غَيْرَ التَّبِعَاتِ الَّتِي بَيْنَهُمْ . رواه أبو يعلى)
Artinya: "Sesungguhnya Allah SWT memberikan banyak anugerah kepada orang-orang yang wukuf di Arafah seraya membanggakan mereka di hadapan para Malaikat dan berfirman: "Wahai para malaikat-Ku, lihatlah kepada para hamba-Ku yang lusuh penuh dengan debu, mereka menghadap kepada-Ku dari segala penjuru yang jauh. Maka Aku saksikan kepada kalian bahwa Aku telah mengabulkan do'a mereka, memberikan harapan mereka, memberikan orang yang berlaku buruk kepada orang-orang yang berbuat baik pada mereka segala apa yang mereka minta kepada-Ku selain hal-hal yang masih bersangkutan di antara mereka,".
Hari Arafah adalah hari yang paling sulit bagi syaitan. dia menjadi sangat kecil lemah hina dina di hari Arafah.
“ما رئي الشيطان يوما؛ هو فيه أصغر، ولا أدحر، ولا أحقر، ولا أغيظ منه يوم عرفة، وما ذاك إلا لما يرى من تنزل الرحمة وتجاوز الله –تعالى– عن الذنوب العظام.
Artinya: "Tidak ada hari di mana setan nampak lebih kerdil, terusir, dan marah melebihi Hari Arafah. Tidaklah hal itu terjadi melainkan karena dia melihat limpahan rahmat dan pengampunan Allah dari dosa-dosa besar". (HR. Imam Malik)
Siapa yang tidak yakin dengan wukuf dosa-dosanya diampuni, maka dia adalah orang yang sengsara.
إذا كان يوم عرفة لم يبق أحد في قلبه ذرة من إيمان إلا غفر له. فقيل : يا رسول الله المعروف خاصة؟ أي – لمن وقف في عرفة خاصة – أم للناس عامة؟ قال : بل للناس عامة. رواه أبو داود
Artinya: "Jika tiba hari Arafah, tidaklah seseorang masih mempunyai setitik iman dalam hatinya melainkan ia akan diampuni. Lantas ada yang bertanya: "Ya Rasulullah, apakah terkhusus bagi yang wukuf di Arafah saja atau untuk semua manusia?" Rasulullah menjawab: "Untuk semua manusi". (HR. Abu Daud).
Doa terbaik adalah dia yang dipanjatkan pada hari Arafah:
خير الدعاء دعاء يوم عرفة، وأفضل ما قلته أنا والنبيون من قبلي : لاَ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ لْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. رواه الإمام مالك.
Artinya: "Sebaik-baik do'a adalah do'a pada Hari Arafah. Dan sebaik-baik perkataan yang aku ucapkan begitu juga para nabi sebelumku adalah: Laa Illaha Illallahu Wahdahu Laa Syariika Lahu, Lahul Mulku wa Lahul Hamdu Yuhyii wa Yumiitu wa Huwa 'ala Kulli Syai'in Qodiir (Tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa, tiada sekuti baginya. Kerajaan dan pujian hanyalah miliknya. Maha menghidupkan dan mewafatkan. Dan Dia berkuasa atas segalanya)". (HR. Imam Malik).
Jamaah Haji yang dirahmati Allah Subhanahu Wata'ala
Dikisahkan pada masa Nabi Musa, seorang wanita meminta Nabi Musa AS, mendoakannya agar bisa memiliki anak. Lalu Nabi Musa meminta kepada Allah SWT. Lalu Allah menjawab bahwa Allah tidak akan memberikan kepada wanita itu keturunan. Lalu Nabi Musa menyampaikan kepada wanita tersebut dan ditawarkan oleh Nabi Musa AS untuk meminta hajat yang lain saja. Wanita tersebut terus meminta kepada Nabi Musa AS dan Nabi Musa menyampaikan jawaban yang sama.
Lama wanita itu tidak terlihat. Setelah sekian lama, Nabi Musa melihat wanita tersebut sedang menggendong bayi, lalu Nabi Musa bertanya kepada Allah, “Bagaimana wanita tersebut bisa memiliki anak, sementara Engkau menyampaikan bahwa Engkau tidak akan mengaruniakan kepadanya anak”. Allah menjawab: “Wahai Musa, wanita itu tidak berhenti memanggil-manggil Nama Ku dan meminta, tidak berhenti dia meminta. Aku pantang menolak orang yang terus meminta kepada-Ku.”
Untuk Umat Nabi Musa bisa mendapatkan pengkabulan. Doa seperti itu, apalagi Untuk Ummat Nabi Muhammad, pasti akan mendapatkan yang lebih.