KetikPos.com -- Kampung Kapitan, terletak di Kelurahan 7 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu 1, Palembang, adalah sebuah tempat yang menyimpan sejarah dan harmoni budaya.
Meskipun terinspirasi oleh bentuk bangunan peninggalan China, kampung ini menciptakan identitasnya sendiri dengan perpaduan yang kental antara budaya Palembang, Cina, dan Belanda.
Latar Belakang Terbentuknya Kampung Kapitan
Menurut Dr Dedi Irwanto, sejarawan Palembang, munculnya Kampung Kapitan terkait dengan runtuhnya Kerajaan Sriwijaya pada abad XI dan kemunculan Dinasti Ming di Cina pada abad XIV.
Baca Juga: Monumen Perjuangan Rakyat Palembang: Menelusuri Jejak Heroisme Perang Lima Hari Lima Malam
Dinasti Ming membatasi pedagang Cina yang berdagang ke selatan, dan Palembang dipilih sebagai basis dagang besar. anyak orang Cina datang dan menetap di Palembang, berinteraksi, dan bahkan menikah dengan penduduk setempat.
Salah satu tokoh terkenal pada masa itu adalah Liang Taow Ming, kepala kantor dagang Cina yang berhasil menyatukan masyarakat Cina di Palembang, menciptakan komunitas yang diperhitungkan oleh Pemerintah Kolonial Belanda.
Perpaduan Arsitektur dan Identitas
Kampung Kapitan terdiri dari 15 bangunan rumah panggung ala Cina yang terletak di pinggir Sungai Musi.
Baca Juga: Resmikan Penggunaan Gedung Kesenian Palembang
Uniknya, bentuk rumah ini mengadopsi rumah limas, rumah tradisional Palembang untuk bangsawan.
Denah rumah menciptakan perpaduan antara rumah tradisional Cina dengan halaman tengah yang berguna untuk penghawaan dan cahaya.
Meskipun terlihat seperti rumah tradisional Cina, interior rumah dilengkapi dengan meja altar pemujaan bagi leluhur, menunjukkan adopsi tradisi dan agama lokal.
Baca Juga: Menyelusuri Keagungan Masjid Agung Palembang: Warisan Sejarah Nan Megah
Pada masa kolonial Belanda, masyarakat Cina, khususnya kapitan, juga berusaha membangun identitas yang dekat dengan pemerintah Belanda, terlihat dari penggunaan pakaian bergaya Eropa.
Peran Kapitan dalam Pemerintahan dan Ekonomi
Kapitan pada masa itu memiliki peran penting dalam mengumpulkan pajak, menjaga keamanan wilayah, dan mengatur niaga candu.