Bedah Musik Daerah Sumsel 2025: Saat Generasi Muda Menantang Lagu Daerah Bernuansa Metal

photo author
- Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:42 WIB
Bedah Musik Daerah Sumsel 2025: Saat Generasi Muda Menantang Lagu Daerah Bernuansa Metal (Dok)
Bedah Musik Daerah Sumsel 2025: Saat Generasi Muda Menantang Lagu Daerah Bernuansa Metal (Dok)


KetikPos.com, Palembang--Pertanyaan menggelitik muncul dari salah satu siswa SMAN 22 Palembang saat sesi talkshow pada acara Bedah Musik Daerah Sumatera Selatan 2025.
“Bolehkah kami membuat lagu daerah tapi dengan genre metal?” tanyanya, disambut tawa dan antusias seluruh peserta.
Musisi Wanda Lesmana dan Mpit—yang hadir sebagai narasumber—sepakat bahwa genre bukanlah batasan dalam melestarikan musik daerah.
“Soal genre bisa apa saja—Melayu, rock, bahkan metal,” ujar mereka. “Yang penting, lagu itu bisa menyentuh generasi milenial.”
Menghidupkan Kembali Irama Tradisional
Upaya mengangkat kembali kekayaan musik tradisional Sumatera Selatan terus digencarkan. Melalui kegiatan Bedah Musik Daerah Sumatera Selatan 2025 bertema “Melodi Budaya, Irama Identitas”, para seniman, komunitas musik, budayawan, dan pemangku kebijakan berkumpul di Studio 12, Jumat (12/12/2025).
Acara ini menjadi ruang bertemunya generasi muda dengan para pegiat budaya untuk membicarakan kembali masa depan lagu-lagu daerah Palembang dan Sumsel yang selama ini kurang mendapat ruang di tengah dominasi musik modern.
Kegiatan ini turut mendapat dukungan dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah VI Sumsel melalui fasilitasi program kebudayaan.
Hadir Berbagai Tokoh dan Komunitas Musik
Sejumlah tokoh hadir dalam kegiatan ini, antara lain:
Ketua DKP M. Nasir beserta jajaran
Kepala SMK Penerbangan Surono
Ketua KKPP Kgs. Mn. Riduan
Para siswa SMAN 22 Palembang
Para seniman dan budayawan Sumatera Selatan
Ketua DKPP M. Nasir menegaskan bahwa pemerintah ingin mendorong lagu-lagu daerah kembali dekat dengan masyarakat.
“Generasi muda lebih mengenal lagu kekinian. Karena itu, kegiatan seperti ini penting untuk mengangkat minat masyarakat terhadap musik daerah,” ujarnya.
Ia juga menekankan perlunya musik tradisional diperdengarkan di ruang publik.
“Kita ingin orang yang baru tiba langsung merasakan nuansa khas

Bedah Musik Daerah Sumsel 2025: Saat Generasi Muda Menantang Lagu Daerah Bernuansa Metal
Bedah Musik Daerah Sumsel 2025: Saat Generasi Muda Menantang Lagu Daerah Bernuansa Metal (Dok)
Palembang melalui musik daerah,” tambahnya.
Gerakan Kolektif Menghidupkan Kembali Musik Daerah
Ketua Umum Yayasan Kawan Lamo, M Fitriansyah alias Mpit Bae, menjelaskan bahwa rangkaian kegiatan ini merupakan realisasi dari gagasan yang sudah lama dirancang, dan baru dapat terlaksana setelah menggandeng BPK.
“Tiga rangkaian kegiatan digelar mulai Senin (8/12), dilanjutkan 10 Desember di Bucin Cafe, dan ditutup 12 Desember di Cafe 12,” jelasnya.
Menurut Mpit Bae, kegiatan ini menjadi pintu masuk untuk mengedukasi pelaku musik—baik senior maupun generasi baru.
“Masih banyak komunitas yang belum memahami musik daerah. Ini langkah awal agar musik tradisional bisa kembali blow up, bukan hanya musik luar yang mendominasi.”
Musisi Turut Bergerak: Album Bertema Sumsel Segera Rilis
Musisi Wanda Lesmana turut memberi apresiasi atas terselenggaranya acara ini. Ia mengungkapkan sedang merampungkan album berisi 11 lagu bertema Sumatera Selatan, di antaranya:
Rentak Palembang
Gindu (karya Vebri Al Lintani)

Foto bareng usai bedah lagu daerah sumsel
Foto bareng usai bedah lagu daerah sumsel (Dok)

Rumpak Rumpakan
“Album ini lahir dari keprihatinan kami melihat generasi muda yang mulai jauh dari lagu daerah,” ungkapnya.
Kesimpulan: Tradisi Boleh Tua, Gaya Harus Muda
Diskusi di Bedah Musik Daerah Sumsel 2025 menunjukkan bahwa musik tradisional tidak harus terperangkap dalam bentuk lama. Kreativitas generasi muda—bahkan dalam bentuk genre metal—dipandang sebagai peluang untuk menghadirkan wajah baru musik daerah.
Tradisi tetap dijaga, tetapi cara merayakannya bisa berkembang mengikuti zaman.
Melalui kegiatan yang didanai fasilitasi Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah VI ini diharapkan menjadi pemantik dan langkah awal pelestarian dan pengembangan lagu daerah di Sumsel, atau di Sumsel khaia

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Admin

Rekomendasi

Terkini

X