KetikPos.com - Festival budaya bukan hanya meriahkan kampung-kampung di Indonesia tetapi juga menjadi katalisator bagi kemajuan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Penguasaan bahasa Inggris juga menjadi kunci dalam melibatkan masyarakat global dalam festival ini.
Baca Juga: Rutin Konsolidasi Pujakesuma Sumsel Kerahkan Kekuatan Jaga Elektabilitas Prabowo-Gibran
Salah satu contoh nyata adalah Kampung Inggris Pare, Kediri, yang tumbuh sebagai pusat pembelajaran bahasa Inggris.
Selama musim libur, ratusan anak muda datang ke kampung ini untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris mereka.
Sekitar 200 lembaga kursus bahasa Inggris hadir di kampung ini, menciptakan ekosistem ekonomi yang menguntungkan.
Pemerintah mendukung upaya serupa dengan memberikan dana desa senilai Rp2 miliar, sesuai dengan PMK nomor 201/PMK.07/2022.
Dana ini memungkinkan masyarakat untuk mengembangkan kreativitas ekonomi desanya, baik sebagai desa wisata atau desa kreatif.
Desa-desa wisata di Indonesia juga terus berkembang, mencapai 3.410 desa wisata dari 43 provinsi. Sementara itu, ada 125 desa kreatif yang menciptakan pola ekonomi serkular dengan melibatkan potensi lokal.
Salah satu contoh desa kreatif adalah Tlilir di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, yang berhasil menggabungkan seni, budaya, dan festival dalam Tililir Art & Cultural Festival.
Festival ini, dengan tema "From Village to The World," menampilkan panggung di atas atap rumah warga, menampilkan keunikan desa penghasil tembakau terbaik.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno memberikan apresiasi kepada inisiatif kreatif seperti Tlilir Art & Culture Festival.
Festival semacam ini dianggap sebagai bagian penting dari akses, atraksi, dan amenitas (3A) yang mendukung sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Kepala Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf, I Gusti Ayu Dewi Hendriyani, menekankan bahwa festival budaya seperti Tlilir adalah wujud inovasi dan adaptasi terhadap tren perubahan sikap wisatawan pascapandemi.