pariwisata-kebudayaan

Keanekaragaman Mitos Sungai dan Julukan Berbau Ikan dalam Kultur Palembang

DNU
Senin, 15 Januari 2024 | 12:40 WIB
Belido menjadi salah satu simbol karakter orang Palembang (tangkapan layar @infopublik)

 

KetikPos.com -- Masyarakat Palembang membanggakan kultur mereka yang sangat kental, terutama terkait dengan kehidupan sepanjang sungai.

Selain toponim yang secara langsung terhubung dengan sungai dan air, warisan budaya ini juga tercermin dalam julukan dan karakter manusia, yang sering kali dihubungkan dengan berbagai aspek kehidupan air, khususnya ikan

. Di bawah ini adalah beberapa contoh unik dari budaya berkaitan dengan ikan dan air yang melekat di masyarakat Palembang:

  1. Bungkuk Belido:

    • Deskripsi: Julukan ini digunakan untuk menggambarkan orang yang tinggi libido.
    • Konsep: Terdapat keyakinan bahwa orang yang memiliki bentuk fisik bungkuk, mirip dengan belido (Notopterus chitala), juga memiliki hasrat seksual yang tinggi. Sebuah penafsiran yang unik yang menghubungkan sifat manusia dengan karakteristik ikan. Istilah lain, bungkuk udang.
  2. Rasan Juaro:

    • Deskripsi: Julukan ini diberikan kepada orang yang selalu memiliki rasan atau kehendak yang tidak benar.
    • Konsep: Menyiratkan perilaku ikan juaro (Pangasius polyuranodon) yang hidup bergerombol dan berebut cepat ketika ada sesuatu yang jatuh ke dalam air. Ini menciptakan analogi menarik tentang perilaku manusia.
  3. Kelakar Betok:

    • Deskripsi: Digunakan untuk menggambarkan pembicaraan yang seru namun tidak menghasilkan apa-apa.
    • Konsep: Ikan betok (Anabas testudineus) dikenal hidup berkelompok di satu lubuk, tetapi seringkali hasil tangkapannya tidak sebanding dengan animo pemancing. Ini mungkin memberikan gambaran tentang interaksi sosial yang sibuk namun kurang substansial.
  4. Pecak Sepat, Metu Denget, Tau-Tau Mingsep:

    • Deskripsi: Artinya, "Seperti sepat, muncul sebentar, tahu-tahu menghilang (dengan cepat)".
    • Konsep: Menggambarkan sifat sepat (Trichogaster trichopterus) yang muncul di permukaan air saat tertentu, seperti pada saat matahari terik, dan kemudian tiba-tiba menghilang. Ini dapat diartikan sebagai gambaran kehadiran yang singkat namun mencolok.
  5. Pencak Seluang, Dah Keno Baru Buang:

    • Deskripsi: Karmina ini berarti, "(ibarat) pencak seluang, sudah kena, baru mengelak".
    • Konsep: Menggambarkan sifat orang-orang yang cepat tanggap atau telmi. Ungkapan ini memperlihatkan kecerdikan dalam menyampaikan pesan secara halus melalui perumpamaan ikan seluang.
  6. Gaji Toman:

    • Deskripsi: Digunakan untuk menggambarkan orang yang berpenghasilan besar.
    • Konsep: Merujuk pada ikan toman (Channa micropletes) yang dikenal memiliki daging yang bergajih atau lemak sangat banyak. Analogi ini menghubungkan kekayaan atau penghasilan besar dengan sifat fisik ikan tertentu.

Perlu dicatat bahwa sindiran atau makian dalam budaya Palembang seringkali disampaikan dalam bentuk simbol, sindiran, pepatah, dan pantun.

Meskipun terdapat variasi makian dalam bahasa atau dialek tertentu, masyarakat Palembang cenderung menyampaikan pesan dengan cara yang lebih halus dan penuh simbolisme.

Interaksi dan asimilasi budaya yang panjang antara berbagai etnis di wilayah ini telah membentuk semacam semon Palembang, yang tercermin dalam pemeo, "Bujuk Melayu, tipu Siak, semon Plembang", yang menunjukkan sikap "malu-malu tapi mau" secara sederhana dan cerdas.

Tags

Terkini