pariwisata-kebudayaan

Medan,dari Penjajahan hingga Masa Kini

DNU
Senin, 22 Januari 2024 | 05:21 WIB
Ilustrasi Kota Medan, ibu kota Provinsi Sumatera Utara yang pernah ganti nama. (Pexels.com/Markus Winkler)

Penduduk setempat menyambut Jepang karena dianggap sebagai saudara Tua orang Asia.

Perubahan Pemerintahan dan Infrastruktur Militer Jepang:

Jepang mengganti pemerintahan sipil Belanda dengan "Medan Sico" (Pemerintahan Kotapraja).

Di samping itu, Jepang membangun infrastruktur militer, seperti landasan pesawat di Titi Kuning dan pertanian kolektif di Marindai.

Baca Juga: Dari Tanah Deli kini Menjadi Medan, Kota Modern tanpa Meninggalkan Masa Lalu

Kota Medan menyambut Kemerdekaan Republik Indonesia:

Menjelang tahun 1945, persiapan Proklamasi Kemerdekaan bergema di Kota Medan.

Pada 1 September 1945, tentara Sekutu tiba untuk mempersiapkan pengambilalihan kekuasaan dari Jepang, yang berkantor di Hotel De Boer.

Semangat Juang Pemuda untuk Kemerdekaan:

Pemuda, seperti Achmad Tahir dan Amir Bachrum Nasution, bersiap untuk menyongsong kemerdekaan.

Kegiatan pembinaan dan pengerahan pemuda oleh Jepang dihentikan setelah Jepang menyadari kekalahan.

Baca Juga: Istana Maimun: Megahnya Destinasi Wisata Bersejarah di Kota Medan

Julukan Medan Paris van Sumatra:

Nama "Paris van Sumatra" merujuk pada kiasan bahwa Deli adalah tuan kebun Belanda.

Meskipun Medan tidak seperti kota Paris, Deliaan merasa terkait dengan suasana romantis, etos, dan semangat pembangunan Eropa.

Halaman:

Tags

Terkini