Penduduk setempat menyambut Jepang karena dianggap sebagai saudara Tua orang Asia.
Perubahan Pemerintahan dan Infrastruktur Militer Jepang:
Jepang mengganti pemerintahan sipil Belanda dengan "Medan Sico" (Pemerintahan Kotapraja).
Di samping itu, Jepang membangun infrastruktur militer, seperti landasan pesawat di Titi Kuning dan pertanian kolektif di Marindai.
Baca Juga: Dari Tanah Deli kini Menjadi Medan, Kota Modern tanpa Meninggalkan Masa Lalu
Kota Medan menyambut Kemerdekaan Republik Indonesia:
Menjelang tahun 1945, persiapan Proklamasi Kemerdekaan bergema di Kota Medan.
Pada 1 September 1945, tentara Sekutu tiba untuk mempersiapkan pengambilalihan kekuasaan dari Jepang, yang berkantor di Hotel De Boer.
Semangat Juang Pemuda untuk Kemerdekaan:
Pemuda, seperti Achmad Tahir dan Amir Bachrum Nasution, bersiap untuk menyongsong kemerdekaan.
Kegiatan pembinaan dan pengerahan pemuda oleh Jepang dihentikan setelah Jepang menyadari kekalahan.
Baca Juga: Istana Maimun: Megahnya Destinasi Wisata Bersejarah di Kota Medan
Julukan Medan Paris van Sumatra:
Nama "Paris van Sumatra" merujuk pada kiasan bahwa Deli adalah tuan kebun Belanda.
Meskipun Medan tidak seperti kota Paris, Deliaan merasa terkait dengan suasana romantis, etos, dan semangat pembangunan Eropa.