KetikPos.com - Dalam jantung Kota Gudeg, Yogyakarta, Pasar Legi Kotagede, sebuah pasar tua yang menyimpan sejarah panjang, terus menarik perhatian pengunjung dengan pesonanya yang tak lekang oleh waktu.
Dibangun pada tahun 1549 oleh Ki Ageng Pamanahan, pasar ini menjadi saksi bisu perkembangan Kota Yogyakarta.
Bangunan-bangunan peninggalan masa lampau yang tersebar di berbagai sudut kota, memberikan pengalaman layaknya lorong waktu bagi setiap pengunjung.
Pasar Legi Kotagede memiliki keunikan sebagai pasar tertua di Kota Gudeg.
Sejarahnya bermula dari hadiah tanah dari Sultan Hadiwijaya kepada Ki Ageng Pamanahan setelah berhasil menyingkirkan Arya Penangsang pada tahun 1549.
Tanah tersebut, awalnya berupa hutan, diubah menjadi Pasar Gede atau Sargedhe, sebuah pasar yang memiliki makna lebih dari sekadar tempat jual-beli.
"Konsep Catur Gatra Tunggal menjadi panduan dalam perencanaan Ki Ageng Pamanahan.
Baginya, membangun pasar sebagai pusat ekonomi dan interaksi masyarakat adalah langkah awal yang tak kalah penting dengan mendirikan keraton sebagai pusat pemerintahan," kata Fadil Imran, salah satu pengelola Pasar Legi Kotagede.
Pasar ini menjadi pusat kegiatan ekonomi sejak berabad-abad yang lalu. Pada awalnya, pedagang dan pembeli berkumpul di antara kerimbunan pohon besar.
Namun, dengan berjalannya waktu, Pasar Gede berkembang menjadi pasar dengan struktur bangunan yang tetap mempertahankan keunikan arsitektur tempo dulu.
Hingga kini, Pasar Legi Kotagede tetap menjadi magnet bagi warga lokal maupun wisatawan.
Pengunjung dapat merasakan atmosfer pasar tradisional dengan lebih dari 600 pedagang yang menawarkan beragam kebutuhan sehari-hari.
Selain itu, pasar ini juga menjadi tempat unik untuk menemukan jajanan tradisional yang mulai langka, memperkaya pengalaman belanja dengan sentuhan budaya.
Pada tahun 1986, Pasar Legi Kotagede menjalani renovasi menyeluruh yang diresmikan oleh Wali Kota Yogyakarta saat itu, Soegiarto.