KetikPos.com-- Pada tahun 1929, sebuah penemuan arkeologis yang luar biasa terjadi di Sungai Komering dekat kota Palembang, Indonesia, yang pada masa lampau menjadi bagian dari Kerajaan Sriwijaya yang megah.
Patung perunggu yang ditemukan di sana tidak hanya menjadi bukti sejarah yang penting tetapi juga mengungkapkan wawasan yang mendalam tentang praktik keagamaan dan seni rupa Buddha pada masa lalu di wilayah Sriwijaya.
Sriwijaya, sebagai salah satu kerajaan maritim terbesar di Asia Tenggara, menjadi pusat perdagangan dan penyebaran agama Buddha.
Patung yang menggambarkan tiga tokoh agung dalam agama Buddha: Maitreya, Lokeçwara, dan Buddha, mengisyaratkan pada pengaruh kuat ajaran Buddha Mahayana yang berkembang di Sriwijaya pada masa itu.
Maitreya, sebagai Buddha masa depan yang akan datang, dan Lokeçwara, dewa pelindung yang dianggap sebagai perwujudan kasih sayang, adalah tokoh-tokoh penting dalam ajaran Mahayana yang dipraktikkan di Sriwijaya.
Baca Juga: Menapak Jejak Sriwijaya: Situs Telaga Batu yang Mempesona
Menariknya, patung ini menampilkan Lokeçwara dengan delapan lengan, mencerminkan adaptasi lokal terhadap ajaran Buddha yang dibawa oleh para pedagang dan penganut agama dari berbagai belahan dunia yang berdagang dengan Sriwijaya.
Penemuan ini menggambarkan kompleksitas dan keragaman budaya yang ada di Sriwijaya pada masa lalu, serta pentingnya perdagangan maritim dalam penyebaran agama dan seni rupa Buddha di wilayah Asia Tenggara.
Baca Juga: Prasasti Telaga Batu: Ancaman Kutukan dan Warisan Sejarah Sriwijaya di Palembang
Temuan ini juga memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang peran Sriwijaya dalam perkembangan agama Buddha di kawasan tersebut, serta relevansinya dengan warisan budaya Indonesia yang kaya dan beragam.