pariwisata-kebudayaan

Menapaki Jejak Masjid Cheng Ho: Simbol Pluralisme dan Kebudayaan Islam-Tionghoa di Indonesia

DNU
Jumat, 29 Maret 2024 | 10:49 WIB
masjid Cengho Surabaya (instagram @indraiswanto1984)

KetikPos.com -- Masjid Cheng Ho, yang tersebar di beberapa kota di Indonesia, menandakan perpaduan harmonis antara budaya Tionghoa dan Islam.

Dengan arsitektur yang unik dan makna yang dalam, masjid ini menjadi simbol penting bagi masyarakat muslim Tionghoa di Indonesia.

Mari kita telusuri lebih dalam mengenai dua masjid Cheng Ho terkemuka di Surabaya dan Palembang.

1. Masjid Cheng Ho Surabaya: Oase Pluralisme dan Warisan Kebudayaan

Meskipun ukurannya tak besar, Masjid Mohammad Cheng Ho Surabaya menjadi jantung bagi komunitas muslim Tionghoa di Surabaya.

Baca Juga: Menteri Agama Buka Suara: Penegasan Aturan Pengeras Suara di Masjid dan Musala

Dengan luas hanya 11 x 9 meter, masjid yang terletak di Jalan Gading ini memiliki peran yang sangat penting dalam mempererat tali persaudaraan dan keberagaman di antara umat Islam Tionghoa.

Tak hanya tempat ibadah semata, namun masjid ini juga menjadi pusat kegiatan sosial, budaya, dan pendidikan.

Arsitektur masjid ini begitu unik dengan sentuhan budaya Tionghoa yang kuat. Warna merah menyala, kuning, dan hijau kental menghiasi dindingnya, mencerminkan akulturasi antara tradisi Islam dan budaya Tionghoa.

Meskipun kecil, setiap aspek dari masjid ini memiliki makna simbolis yang dalam.

Misalnya, panjang 11 meter merujuk pada ukuran Kabah ketika pertama kali didirikan oleh Nabi Ibrahim, sementara lebar 9 meter merupakan penghormatan terhadap Walisongo yang menyebarkan agama Islam di Indonesia.

Baca Juga: Tradisi Berbuka Puasa dengan Peca di Masjid Raya Donggala: Menyelami Kelezatan dan Makna Budaya Ramadan

Namun, lebih dari sekadar arsitektur dan ukuran, Masjid Cheng Ho Surabaya adalah lambang dari semangat pluralisme dan toleransi agama. Nama "Mohammad Cheng Ho" diambil sebagai penghargaan kepada Laksamana Cheng Ho, seorang muslim Tionghoa yang terkenal karena toleransinya terhadap berbagai agama.

Meskipun beragama Islam, dia mampu memimpin armada dengan awak kapal yang mayoritas beragama Budha dan Tao dengan harmonis.

Halaman:

Tags

Terkini