KetikPos.com -- Setiap langkah kita dalam menjelajahi Kota Bengkulu membawa kita pada jejak-jejak sejarah yang mengesankan.
Namun, di antara berbagai bangunan bersejarah, ada satu tempat yang menonjol dengan pesonanya sendiri: rumah keluarga Ibu Fatmawati.
Terletak di Jalan Fatmawati, Kelurahan Penurunan, rumah ini bukan sekadar sepotong arsitektur tua, melainkan sebuah peringatan hidup tentang perjuangan Indonesia untuk meraih kemerdekaan, serta peran penting perempuan dalam sejarah bangsa.
Rumah ini, yang terbuat dari kayu dengan warna cokelat yang khas, memancarkan aura kesederhanaan dan kehangatan begitu kita memasukinya.
Di halaman depan, patung setengah badan Ibu Fatmawati menyambut dengan anggun, diapit oleh bendera merah putih yang berkibar dengan gagahnya.
Halaman ini bukan sekadar sebidang tanah, tetapi panggung bagi sejarah yang terus beresonansi.
Saat 17 Agustus semakin dekat, suasananya dipenuhi dengan semangat nasionalisme, dengan berbagai kegiatan seperti acara "Merajut Nusantara", di mana warga bisa bergabung untuk membuat duplikat bendera pusaka.
Namun, keberartiannya sungguh bersemi di dalam rumah itu sendiri. Melangkah masuk, pengunjung disambut oleh aroma kayu yang khas dan suasana yang tenang.
Ada dua kamar tidur yang sederhana namun hangat, serta ruang keluarga yang selalu penuh dengan kenangan.
Namun, yang paling mencolok adalah sebuah mesin jahit tua berwarna merah, duduk dengan anggun di salah satu sudut.
Mesin jahit ini bukan hanya sebuah benda mati; ini adalah saksi bisu dari perjuangan Ibu Fatmawati dalam menjahit bendera pusaka di Jakarta.
Jarum-jarumnya, yang pernah mengguratkan benang merah putih, menceritakan kisah yang luar biasa tentang ketekunan dan semangat.
Rumah keluarga Ibu Fatmawati adalah lebih dari sekadar bangunan tua; itu adalah penjaga memori yang hidup dari masa lalu.
Ini adalah tempat di mana sejarah dipahat dengan tangan-tangan yang berani, dan di mana perempuan memegang peran penting dalam menentukan nasib bangsa.