KetikPos.com -- Tradisi Senjang yang melambangkan kekayaan budaya Indonesia telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Musi Banyuasin (Muba).
Dalam upaya untuk lebih memahami akar budaya dan evolusi Senjang, tak dapat dipungkiri bahwa peran para pesenjang senior menjadi kunci penting dalam melestarikan dan mewariskan tradisi ini dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Para pesenjang senior di Muba, seperti Majening (70 tahun), Siti Hawa (65 tahun) dari Sanga Desa, Tarmizi Sidik dari Desa Lumpatan, Amrullah dari Dusun 3 Desa Muara Teladan, Yulia (50 tahun) di Kota Sekayu, dan Sulaiman dari Kecamatan Lais, adalah tokoh-tokoh yang menjaga kearifan lokal ini tetap hidup.
Dengan pengalaman sepanjang hidup mereka, mereka bukan hanya menjadi pembawa tradisi, tetapi juga penjaga api yang memastikan nyala kebudayaan Senjang terus berkobar dalam masyarakat Muba.
Melalui wawancara mendalam dengan para pesenjang senior ini, kita dapat menyelami sejarah panjang dan kompleks Senjang di Muba. Dengan cerita dan pengalaman hidup mereka, kita dapat menelusuri akar budaya Senjang dari masa ke masa, serta memahami perubahan dan adaptasi yang terjadi seiring berjalannya waktu.
Dari sudut pandang mereka, Senjang bukan sekadar hiburan, tetapi juga cerminan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Muba, dengan segala kegembiraan, kepedihan, dan kebijaksanaan yang terkandung di dalamnya.
Pelestarian Senjang bukanlah tugas yang ringan. Selain melibatkan pemerintah dan lembaga seni budaya, peran aktif masyarakat dalam menjaga warisan budaya ini sangatlah penting.
Para pesenjang senior bukan hanya menjadi pengemban tradisi, tetapi juga pelopor perubahan yang membawa Senjang melangkah maju mengikuti arus zaman, sambil tetap mempertahankan nilai-nilai dan identitas budaya yang khas.
Dalam konteks penyajian Senjang di Muba, para pesenjang tidak hanya sekadar membawakan lagu-lagu dan tarian, tetapi juga menyampaikan pesan-pesan yang bersifat edukatif dan inspiratif.
Dengan musik vokal dan instrumen yang khas, serta gerakan tarian yang memukau, Senjang mampu menghipnotis penontonnya dan membawa mereka dalam perjalanan budaya yang mendalam.
Melalui pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai dan pesan-pesan yang terkandung dalam Senjang, kita dapat lebih mengapresiasi dan memperkaya warisan budaya ini untuk generasi mendatang.
Dengan demikian, kita tidak hanya memperkukuh identitas budaya yang kaya dan beragam dari Indonesia, tetapi juga menjaga agar warisan nenek moyang tetap hidup dan berkembang dalam arus zaman yang terus berubah.
Dengan penghargaan dan partisipasi aktif dari masyarakat, serta bimbingan dan dorongan dari para pesenjang senior, Senjang akan terus berkembang dan tetap menjadi penanda keberagaman dan kekayaan budaya Indonesia.
Disarikan dari "Bentuk Penyajian Kesenian Senjang dalam Konteks Acara Seremonial di Kota Sekayu oleh Irfan Kurniawan dan Juli Saputra di BESAUNG JURNAL SENI DESAIN DAN BUDAYA VOLUME 5 No.2 SEPTEMBER 2020