pariwisata-kebudayaan

Desa Wisata Jatiluwih di Bali: Epitome Keberlanjutan dan Kecantikan Alam yang Menakjubkan

Sabtu, 4 Mei 2024 | 17:24 WIB
Sandiaga Salahuddin Uno

 

KetikPos.com - Desa Wisata Jatiluwih di Bali, bukan hanya sekadar destinasi wisata biasa.

Lebih dari sekadar tempat yang indah, Jatiluwih adalah perwujudan keberhasilan manusia dalam menyelaraskan hubungan harmonis dengan alam, terutama dalam pengelolaan air yang bijaksana dan berkelanjutan.

Dalam rangka mengapresiasi prestasinya, desa ini akan menjadi tuan rumah bagi delegasi World Water Forum ke-10 yang akan berlangsung pada 18-25 Mei 2024.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, tidak hanya sekadar mengunjungi desa tersebut; beliau secara pribadi memastikan bahwa segala persiapan telah dilakukan untuk memukau dan menginspirasi delegasi internasional yang akan hadir.

Dalam sebuah pernyataan yang penuh semangat, beliau menyatakan bahwa Desa Jatiluwih adalah permata yang mengilhami dunia dalam pengelolaan air yang berbasis kearifan lokal dan keberlanjutan.

Dengan gelar warisan budaya dunia dari UNESCO sejak 2012, Jatiluwih telah menjadi ikon bagi keberhasilan Bali dalam menjaga keseimbangan ekologi sambil memanfaatkan sumber daya alam dengan bijak.

Sistem subak yang terkenal, sebuah sistem pengelolaan air tradisional yang terorganisir dengan baik, adalah landasan bagi keberhasilan pertanian padi di desa ini.

Subak bukan hanya sekadar infrastruktur, tetapi juga simbol kearifan lokal dalam menjaga keseimbangan alam.

Menparekraf Sandiaga menegaskan bahwa keberhasilan pengelolaan air di Bali, yang telah diakui oleh UNESCO, menjadikan Indonesia sebagai pemimpin dalam forum pengelolaan air dunia.

Dengan memamerkan keberhasilan Desa Jatiluwih dalam World Water Forum, Indonesia tidak hanya sekadar memperlihatkan kekayaan alamnya, tetapi juga komitmen dalam menjaga lingkungan hidup bagi generasi mendatang.

Tapi Desa Jatiluwih tidak hanya tentang air dan pertanian. Desa ini menawarkan pengalaman wisata yang menyeluruh bagi para pengunjung.

Dari melintasi teras-teras sawah yang hijau dan menawan, hingga menyaksikan ritual lokal seperti pelepasan burung endemik dan Kepuakan, sebuah tradisi pengusiran burung yang unik.

Semua ini membawa pengunjung dalam perjalanan mendalam ke dalam kebudayaan dan alam Bali yang mempesona.

Acara peninjauan yang diselenggarakan tidak hanya dihadiri oleh pejabat pemerintah, tetapi juga perwakilan dari UNESCO dan UN Tourism.

Halaman:

Tags

Terkini