Mercusuar setinggi 48 meter ini terbuat dari baja, dengan 260 anak tangga, dan dibangun oleh pabrik Grosfmederij di Leiden, Belanda pada tahun 1867. Mercusuar ini selesai dibangun pada tahun 1869 dan disumbangkan oleh Raja Belanda Willem III.
Dari puncak mercusuar, pengunjung dapat menikmati pemandangan 360 derajat seluruh Pulau Sabira, air laut hijau toska, biru jernih, dan gugus terumbu karang di perairan dangkal. Mercusuar ini juga menawarkan pemandangan matahari terbit dan terbenam yang menakjubkan.
Noodwachter masuk dalam Daftar Suar Indonesia nomor 1690 dan dikelola oleh Distrik Navigasi Kelas 1 Tanjung Priok Kementerian Perhubungan.
Kehidupan dan Konservasi di Sabira
Pulau Sabira luasnya sekitar 8,82 hektare dan dihuni oleh sekitar 675 jiwa atau 195 kepala keluarga. Mayoritas penduduknya berasal dari suku Bugis yang telah mendiami pulau ini sejak tahun 1975.
Penduduk bekerja sebagai nelayan dan pedagang, dengan fasilitas penunjang seperti lapangan voli, ATM, dan puskesmas yang tersedia di pulau.
Sabira juga dikenal sebagai lokasi penangkaran penyu sisik, hewan dilindungi yang termasuk dalam Daftar Merah (Redlist) IUCN dengan kategori Nyaris Punah (Critically Endangered).
Program konservasi oleh masyarakat setempat tidak sebatas pada penyu sisik, tetapi juga melibatkan penanaman puluhan ribu pohon mangrove untuk mencegah abrasi dan gelombang laut.
Atas upaya ini, Sabira menerima penghargaan lingkungan Kalpataru pada tahun 2019 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Fasilitas Modern dan Produk Lokal
Pulau Sabira telah dilengkapi dengan fasilitas modern untuk kenyamanan penduduk dan wisatawan. Sejak tahun 2019, PT Perusahaan Listrik Negara Unit Induk Distribusi Jakarta Raya bersama Pemprov Jakarta membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 400 kilowatt peak (kWp) yang menghasilkan listrik sebesar 1.200 kilowatt jam (kWh) per hari.
PLTS ini membantu kerja Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berkekuatan 125 kWh, sehingga listrik dapat menyala selama 24 jam. Sinyal telepon seluler pun dapat diterima dengan baik di seluruh sudut pulau.
Produk terkenal dari Sabira adalah ikan asin yang diolah dari ikan selar kuning (Selaroides leptolepis) yang banyak ditemukan di perairan sekitarnya.
Hampir di setiap sudut pulau, warga menjemur ikan selar di atas para-para atau rangka baja sebagai alas menjemur ikan asin. Rumpon-rumpon yang dibangun dekat terumbu karang memastikan pasokan ikan selar selalu tersedia.
Akses Menuju Sabira