pariwisata-kebudayaan

Bebaso: Warisan Adab Halus Wong Palembang yang Terlupakan

DNU
Rabu, 11 September 2024 | 04:20 WIB
muhamad nasir (Dok)

Misalnya, kata-kata dalam Bebaso seperti “*tuan*” (anda) dan “*den*” (saya) menegaskan pentingnya etika dalam berkomunikasi. Bahkan, nada bicara pun harus disesuaikan dengan situasi, sehingga Bebaso terasa sangat indah dan harmonis saat didengar.

Kemunduran Bebaso di Zaman Modern

Sayangnya, seiring dengan perkembangan zaman dan pengaruh globalisasi, Bebaso kini semakin jarang digunakan.

Generasi muda Palembang lebih banyak menggunakan bahasa sehari-hari atau bahkan bahasa Indonesia standar, yang membuat Bebaso kian terpinggirkan.

Banyak anak muda bahkan tidak lagi memahami Bebaso, apalagi menggunakannya dalam percakapan sehari-hari.

Orang dewasa yang masih fasih berbicara Bebaso juga semakin sedikit, sehingga dikhawatirkan Bebaso akan hilang dari budaya Palembang jika tidak segera dilestarikan.

Faktor lain yang menyebabkan kemunduran Bebaso adalah perubahan gaya hidup dan pergaulan yang lebih mengutamakan kecepatan dan efisiensi dalam berkomunikasi.

Bahasa Bebaso yang memiliki struktur dan kosa kata yang lebih rumit dianggap tidak praktis dan memakan waktu lebih lama. Selain itu, perpindahan penduduk dan percampuran budaya juga berperan dalam menurunnya penggunaan Bebaso.

Upaya Pelestarian Bebaso

Meskipun tantangan yang dihadapi cukup besar, upaya untuk melestarikan Bebaso tetap harus dilakukan.

Bebaso bukan hanya sekadar bahasa, melainkan warisan budaya yang memiliki nilai moral dan etika tinggi. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk melestarikan Bebaso antara lain:

1. Pembelajaran di Sekolah:

Bahasa Bebaso bisa dimasukkan ke dalam kurikulum muatan lokal di sekolah-sekolah di Palembang. Ini dapat menjadi cara yang efektif untuk memperkenalkan dan mengajarkan Bebaso kepada generasi muda.

Ini sudah dilaksanakan di Palembang. 

2. Kegiatan Komunitas dan Kebudayaan Menghidupkan kembali tradisi bebaso dalam acara-acara kebudayaan lokal dan komunitas masyarakat.

Dengan demikian, Bebaso tetap dipertahankan sebagai bagian dari budaya Palembang yang hidup dan dinamis.

Halaman:

Tags

Terkini