KetikPos.com-- Selasa, 8 Oktober, di bawah naungan megah Istana Adat Kesultanan Palembang Darussalam, Drs. Ratu Dewa, M.Si., calon Wali Kota Palembang, dan Prima Salam, S.H., M.M., calon Wakil Wali Kota Palembang, menandatangani sembilan poin besar yang tertuang dalam "Pakta Integritas Kebudayaan."
Tanda tangan tersebut dilakukan sebagai bagian dari komitmen yang kuat terhadap pelestarian dan pengembangan budaya di Kota Palembang.
Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama RM Fauwaz Diradja, Ketua Tim Pemenangan Ratu Dewa dan Prima Salam, Ahmad Zulinto, serta seniman lokal Ms Iqbal Rudianto, Muhamad Nasir, Iman Kasta dan Heri Mastari.
Kehadiran para pengurus Dewan Kesenian Palembang (DKP), Tim Ahli Cagar Budaya (TACB), dan banyak tokoh budaya menunjukkan bahwa acara ini bukan sekadar seremonial, melainkan sebuah momentum penting dalam upaya membangkitkan kembali semangat kebudayaan di Palembang.
Salah satu poin penting yang diangkat dalam pakta integritas ini adalah pemberian honorarium bagi pengurus DKP dan TACB, sebuah topik yang sudah lama menjadi perhatian bagi para pelaku kebudayaan.
Pentingnya Honorarium bagi Pengurus DKP dan TACB
Pengurus DKP dan TACB adalah garda depan dalam menjaga, melestarikan, dan mengembangkan budaya serta sejarah Kota Palembang.
DKP bertanggung jawab dalam menyusun dan menjalankan berbagai kegiatan seni dan budaya di kota ini, sedangkan TACB memainkan peran penting dalam pelestarian situs-situs bersejarah yang merupakan warisan budaya Palembang.
Baca Juga: Perda Kesenian Palembang Direspon Pj Walikota, Sempat 'Raib' Dua Tahun
Sayangnya, meskipun mereka berperan penting dalam merawat identitas budaya kota, hingga kini banyak di antara mereka yang bekerja tanpa menerima honorarium yang memadai.
Isu ini telah lama dikeluhkan dan dianggap sebagai hambatan dalam menjaga motivasi dan profesionalisme para pengurus.
Ratu Dewa menyampaikan bahwa dengan adanya pakta integritas ini, dirinya berkomitmen untuk memastikan para pengurus DKP dan TACB mendapatkan dukungan finansial yang layak.
Honorarium bukan hanya sebagai bentuk apresiasi, tetapi juga sebagai wujud nyata dari penghargaan terhadap dedikasi mereka dalam memelihara kebudayaan Palembang.
Menurut Ratu Dewa, keberlanjutan kebudayaan membutuhkan upaya yang konsisten, dan dukungan dalam bentuk honorarium ini menjadi salah satu cara untuk memastikan DKP dan TACB dapat beroperasi dengan baik dan lebih produktif.