"Melalui film ini, masyarakat dapat mengetahui bahwa di Palembang terdapat masjid-masjid tua seperti Masjid Ki Marogan, Masjid Lawang Kidul, Masjid Al-Mahmudiah (Masjid Suro), Masjid Agung (Masjid Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo), dan Masjid Sungai Lumpur," jelas Kemas Ari Panji.
Baca Juga: DKP PWI Sumsel Minta Agar Tidak Ada Jual Beli Suara di Konferensi PWI
Ia menambahkan bahwa dokumenter ini merangkum secara komprehensif lima masjid tertua di Palembang, yang jika tidak diangkat melalui film, kemungkinan besar masyarakat hanya akan mengetahui masing-masing masjid secara terpisah.
"Sebenarnya bisa saja ada enam, tetapi yang dipilih dalam film ini adalah yang tertua dan memiliki nilai sejarah penting," tambahnya.
Kemas Ari Panji menekankan pentingnya pembelajaran sejarah melalui karya visual seperti ini. Selain itu, masjid-masjid tersebut juga merupakan cagar budaya yang perlu dilestarikan.
Baca Juga: Rakerda DKP Rumuskan 4 Rekomendasi, Terutama Terkait Gedung Kesenian dan Perda Kesenian
"Masjid-masjid ini sudah sangat tua, ikonik, dan menjadi pusat dakwah serta pembelajaran. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk tahu dan menjaga keberadaan masjid-masjid ini."
Film dokumenter tersebut, menurutnya, sangat layak ditonton oleh masyarakat Palembang untuk menambah wawasan sejarah lokal.
"Selamat untuk tim produksi. Bagi saya pribadi, tidak terlalu sulit menjadi narasumber karena latar belakang saya adalah sejarah. Namun, mungkin tantangan akan lebih terasa bagi yang bukan berlatar belakang sejarah," tutupnya. (Fly)