pariwisata-kebudayaan

Film Merajut Asa: Upaya Menghidupkan Kembali Seni Tradisional Sumatera Selatan

DNU
Rabu, 6 November 2024 | 09:11 WIB
Merajut asa, seni tradisi Sumsel (dok)

KetikPos.com--Film dokumenter Merajut Asa, karya sutradara Ari Ibnuhajar atau yang akrab disapa Ari Bulu, diputar di CGV Palembang pada Selasa (5/11/2024).

Film yang digagas oleh Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah VI ini menyuguhkan kisah tentang perjuangan seniman tradisional di Sumatera Selatan dalam mempertahankan kesenian yang kian terpinggirkan.

Lewat film ini, publik diajak untuk menyadari pentingnya pelestarian seni tradisi yang terancam punah.

Kepala BPK Wilayah VI, Kristanto Januardi, menjelaskan bahwa Merajut Asa dibuat atas dasar keprihatinan terhadap seni tradisional yang tidak lagi populer di kalangan masyarakat.

“Ada beberapa seni yang masih sering tampil, tetapi ada juga yang nyaris hilang, seperti Wayang Palembang. Dari situ, muncul ide untuk mendokumentasikan perjalanan seni tradisi ini,” ungkapnya.

Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan, Pandji Tjahjanto, S.Hut., M.Si., turut memberikan apresiasi pada peluncuran film ini. Menurutnya, Merajut Asa adalah langkah penting dalam mendekatkan masyarakat, khususnya generasi muda, dengan seni tradisi.

“Film ini sangat berperan dalam memperkenalkan dan mengingatkan kita semua akan kekayaan budaya Sumatera Selatan. Seni tradisional adalah identitas budaya kita yang harus dijaga dan dihargai, dan melalui media film, pesan ini dapat tersampaikan secara lebih menarik dan efektif,” ujar Pandji.

Pandji menambahkan bahwa Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan berkomitmen untuk terus mendukung kegiatan yang bertujuan melestarikan seni tradisional. Ia mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya tengah merancang berbagai program yang bertujuan untuk mengangkat kembali seni budaya daerah ke permukaan.

“Kami berencana mengadakan lebih banyak pelatihan dan festival budaya yang melibatkan seniman tradisional. Dukungan pemerintah akan terus diberikan agar seni tradisional Sumsel tidak hanya bertahan, tapi juga berkembang,” jelasnya.

Sutradara film, Ari Bulu, menjelaskan bahwa film ini menampilkan lima seni tradisi yang kini tengah berjuang untuk bertahan. “Lewat film ini, saya ingin menampilkan betapa sulitnya para seniman ini menjaga warisan budaya mereka agar tetap hidup.

Harapannya, film ini bisa memicu diskusi dan solusi konkret untuk melestarikan seni tradisional,” kata Ari.

Iqbal Rudianto, Ketua Dewan Kesenian Sumatera Selatan (DKSS), turut mengapresiasi pemutaran film ini sebagai upaya untuk menggaet minat generasi muda terhadap seni tradisi. “Film adalah media yang efektif untuk menyampaikan pesan budaya.

Semoga semakin banyak sineas yang mengangkat budaya lokal, dan semoga generasi muda semakin tertarik dan terinspirasi untuk ikut melestarikan seni tradisi kita,” tutur Iqbal.

Senada dengan Iqbal, Ketua Dewan Kesenian Palembang (DKP) Muhamad Nasir menekankan pentingnya pemahaman masyarakat bahwa seni tradisional bukan sekadar hiburan, tetapi juga bagian dari identitas budaya.

Halaman:

Tags

Terkini