pariwisata-kebudayaan

Benteng Kuto Besak: Ikon Bersejarah yang Butuh Sentuhan Keseriusan

DNU
Kamis, 26 Desember 2024 | 09:12 WIB
Salah satu destinasi baru dj kawasan BKB, Lawang Borotan. (Dok)

KetikPos.com-- Benteng Kuto Besak (BKB), sebuah warisan sejarah dari masa kejayaan Kesultanan Palembang Darussalam, berdiri megah di tepi Sungai Musi.

Kawasan ini memiliki pesona luar biasa, dengan view Jembatan Ampera yang ikonik dan bangunan-bangunan heritage seperti Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, Lawang Borotan, Gedung Kesenian, dan Office Museum yang berada di Kantor Walikota Palembang.

Sayangnya, di balik potensi besar tersebut, kawasan ini menghadapi tantangan serius yang merusak citranya sebagai destinasi wisata unggulan.

Realita yang Mengganggu
Pengalaman wisatawan di kawasan BKB sering kali tercoreng oleh berbagai masalah, seperti:

Kebersihan yang Buruk: Sampah yang berserakan di sepanjang tepi Sungai Musi dan jalan menuju benteng menciptakan kesan kumuh.

Keamanan yang Kurang Terjamin: Keberadaan pengamen, pembuat tato liar, serta minimnya pengawasan membuat pengunjung merasa kurang nyaman.

Persoalan Parkir: Lokasi parkir yang sering  meninggalkan masalah di sekitar Masjid Agung, Monpera, hingga BKB kerap memicu keluhan, terutama soal tarif yang tidak transparan dan parkir liar di kiri-kanan jalan.

Minimnya Fasilitas dan Pelayanan: Kurangnya fasilitas umum yang memadai, seperti toilet bersih dan area istirahat, semakin mengurangi daya tarik kawasan ini.


Semua ini menjadi bahan cerita yang dibawa pulang oleh para wisatawan, yang justru merusak citra Palembang sebagai kota wisata.

Langkah Perbaikan Menuju Transformasi

1. Pengelolaan Kebersihan yang Lebih Baik

Menambah tong sampah tematik di area wisata.

Mengadakan program bersih-bersih rutin dengan melibatkan komunitas lokal dan dukungan CSR.

Membangun fasilitas daur ulang untuk mengedukasi masyarakat dan wisatawan tentang pengelolaan sampah.

Halaman:

Tags

Terkini