pariwisata-kebudayaan

Menjaga Marwah Jembatan Ampera: Ikon Kebanggaan atau Komoditas Wisata?"

DNU
Sabtu, 25 Januari 2025 | 03:56 WIB
Menikmati view Palembang dari menara Amoera, perlukah kajian? (Tangkaoan layar instagram @infomangdayat)

KetikPos.com--Jembatan Ampera, termasuk dua menaranya, merupakan landmark kota Palembang. Di bangun dengan dana pampasan perang Jepang, jembatan ini memang telah jadi ikon kota Palembang. Kini objek diduga cagar budaya (ODCB) itu dalam proses menjadi cagar budaya.
Revitalisasi pun dilakukan dengan anggaran dari APBN, dan kini pengelolaannya bakal diserahkan ke Palembang.
Tentu hal positif kalau kemudian dua menara Ampera itu akan dijadikan dijadikan destinasi wisata baru. Tempat menikmati view Palembang dari ketinggian tower.
Pertanyaannya, adakah kajian yang komprehensif terhadap objek wisata tersebut.
Para sejarawan, budayawan, dan TACB provinsi maupun kota sebelumnya telah berteriak. Namun sepertinya yang berlaku adalah anjing menggonggong kafilah berlalu.
Nah diluar kajian budaya, ternyata masih ada pertanyaan lain terkait kajian bisnis terhadap pembukaan destinasi tower Ampera tersebut.
Dikutip dari Blog @kisahkecildaripalembang , Rubi Sunata, seorang penggiat wisata, menuliskan pandangannya dalam tulisan berjudul "apa yang saya pikirkan tentang jembatan Ampera".

Di tengah kemegahan kota Palembang, berdiri Jembatan Ampera yang melintasi Sungai Musi dengan gagahnya. Bukan sekadar jembatan, Ampera telah menjadi simbol kota, penghubung sejarah, dan kebanggaan masyarakat. Dibangun pada 1962 dengan dana pampasan perang Jepang, Ampera adalah lebih dari sekadar infrastruktur; ia adalah saksi sejarah dan lambang perjuangan bangsa. Namun, di balik keindahannya, kini muncul wacana yang memancing perdebatan: menjadikan dua menara Ampera sebagai destinasi wisata. Apakah langkah ini bentuk inovasi atau justru ancaman terhadap marwah sejarahnya?

Rubi Sunata, seorang penggiat wisata, dalam tulisannya yang reflektif, mengingatkan kita untuk berpikir ulang tentang nasib ikon ini. Tidak semua inovasi perlu dilakukan, terutama jika itu berpotensi mereduksi nilai sejarah dan budaya yang melekat. Mari kita lihat lebih dalam beberapa poin penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengubah wajah Ampera.

1. Jembatan Ampera: Lebih dari Sekadar Bangunan

Ampera adalah napas sejarah Palembang. Keindahan dan keberadaannya bukan hanya tentang fungsi penghubung antara Seberang Ilir dan Seberang Ulu, tetapi juga menjadi simbol identitas kota yang tak ternilai harganya. Menjadikan Ampera sebagai objek wisata tidak salah, tetapi menjadikannya sekadar komoditas bisa mencederai esensinya. Rubi menegaskan bahwa Ampera seharusnya tetap menjadi pusat perhatian, bukan dikomersialisasi hingga kehilangan nilai historisnya.

2. Ikon yang Menghidupkan Kota

Bagi masyarakat Palembang, Ampera adalah ikon yang menyatukan. Ia bukan hanya menarik perhatian wisatawan, tetapi juga menjadi kebanggaan lokal yang tak tergantikan. Langkah menjadikan menara Ampera sebagai tempat wisata menimbulkan dilema: akankah pengunjung melihat Ampera sebagai lambang perjuangan atau sekadar "spot Instagrammable"? Rubi mengingatkan pentingnya menjaga Ampera sebagai pusat perhatian dari kejauhan—dihormati dengan pandangan penuh kekaguman, bukan direndahkan menjadi sekadar fasilitas tambahan untuk selfie.

3. Menjaga Fungsi Utama Ampera

Sebagai infrastruktur vital, fungsi utama Ampera adalah penghubung transportasi antara dua wilayah di Palembang. Di tengah usianya yang mencapai 60 tahun, perhatian terhadap keselamatan dan pemeliharaan struktur jembatan harus menjadi prioritas. Beban tambahan akibat menjadikannya area wisata berisiko mempercepat kerusakan, apalagi jika tidak didukung perencanaan teknis yang matang. Revitalisasi harus fokus pada pemeliharaan fungsional, bukan eksploitasi tambahan.

4. Belajar dari Lokasi Bersejarah Lain

Rubi mengajak kita belajar dari pengelolaan Candi Borobudur dan Taj Mahal, di mana nilai sejarah lebih diutamakan daripada keuntungan komersial. Borobudur, misalnya, menaikkan harga tiket masuk untuk menyaring pengunjung yang benar-benar menghormati nilai budaya. Hal ini menunjukkan bahwa menjaga warisan tidak harus selalu berbasis komersialisasi. Jika fokus hanya pada keuntungan, apa yang akan terjadi pada keaslian Ampera sebagai ikon budaya?

5. Dampak Sosial dan Lingkungan

Setiap perubahan besar pada Jembatan Ampera harus melalui kajian menyeluruh, termasuk dampaknya terhadap masyarakat lokal dan lingkungan. Apakah rencana ini akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) secara signifikan? Apakah masyarakat sekitar akan merasakan manfaat langsung, atau justru hanya segelintir pihak yang diuntungkan? Rubi menyoroti pentingnya transparansi dalam proses ini, termasuk membuka data analisis risiko terhadap struktur, lingkungan, dan dampaknya pada lalu lintas.

6. Ide Alternatif: Menghidupkan Kawasan Tanpa Merusak Ikon

Halaman:

Tags

Terkini