KetikPos.com - Lebaran selalu identik dengan hidangan spesial yang menggugah selera. Salah satu kuliner khas Palembang yang kembali mencuri perhatian adalah Kue Delapan Jam, kue tradisional yang memiliki cita rasa legit dan mewah. Sesuai namanya, kue ini membutuhkan waktu pengukusan selama delapan jam untuk menghasilkan tekstur lembut dengan rasa manis yang mendalam.
Di tengah maraknya kue modern, Kue Delapan Jam tetap menjadi primadona saat Hari Raya Idulfitri, terutama di kalangan masyarakat Palembang yang menjunjung tinggi tradisi kuliner leluhur. Dahulu, kue ini hanya disajikan di lingkungan kerajaan atau acara adat, namun kini menjadi sajian istimewa di berbagai rumah warga saat Lebaran.
“Kue Delapan Jam ini bukan sekadar makanan, tapi warisan budaya yang selalu kami sajikan saat hari besar seperti Idulfitri,” ujar Nuraini, seorang pembuat kue tradisional di kawasan Ilir Timur. Ia mengaku, pesanan kue ini meningkat drastis menjelang Lebaran. “Tahun ini, saya sudah menerima lebih dari 50 pesanan, kebanyakan untuk hampers Lebaran,” tambahnya.
Terbuat dari bahan dasar telur bebek, gula, susu kental manis, dan mentega, Kue Delapan Jam menghasilkan rasa yang manis legit dengan aroma khas yang menggoda. Proses masaknya yang lama menjadi simbol kesabaran dan ketekunan, nilai-nilai yang juga lekat dengan filosofi masyarakat Palembang.
Bagi masyarakat luar Palembang yang ingin mencicipi, kini banyak UMKM yang menyediakan Kue Delapan Jam dalam kemasan modern, siap kirim ke berbagai kota di Indonesia. “Banyak pelanggan dari Jakarta dan Bandung yang penasaran, apalagi ini kue tradisional yang unik,” jelas Mira, pemilik Dapur Bu Leman, salah satu produsen kue Delapan Jam di Palembang.
Lebaran tanpa Kue Delapan Jam rasanya belum lengkap. Selain sebagai sajian keluarga, kue ini juga kerap dijadikan hantaran untuk kerabat dekat, simbol penghormatan dan rasa syukur di momen kemenangan Idulfitri.(***)