1966-1979 – Pembangunan lantai dua dan menara baru setinggi 45 meter dengan bantuan Pertamina.
1999-2003 – Restorasi besar-besaran oleh Gubernur Sumsel Laksamana Muda Haji Rosihan Arsyad, termasuk pembangunan tiga lantai baru dan kubah.
2003 – Presiden Megawati Soekarnoputri meresmikan hasil restorasi dan menetapkan masjid ini sebagai Masjid Nasional berdasarkan SK Menteri Agama MA/233/2003.
2019 – Nama Masjid Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo resmi diberikan untuk mengenang pendirinya.
Pusat Peribadatan dan Simbol Kota Palembang
Sebagai masjid terbesar di Palembang, Masjid Agung menjadi pusat kegiatan keagamaan, termasuk pelaksanaan Salat Idul Fitri dan Idul Adha yang dihadiri puluhan ribu jamaah. Pada Idul Fitri 2025, Polrestabes Palembang bahkan menutup Jembatan Ampera demi kelancaran jamaah.
Masjid ini tak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga pusat dakwah, kajian Islam, dan destinasi wisata religi yang menarik perhatian wisatawan domestik maupun mancanegara. Keindahan arsitekturnya yang megah serta nilai sejarahnya yang kaya menjadikan Masjid Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo sebagai kebanggaan masyarakat Palembang dan warisan budaya bangsa.
Dengan perjalanan panjangnya yang sarat makna, Masjid Agung Palembang terus menjadi cahaya peradaban Islam di Sumatera Selatan. Sejarahnya yang gemilang membuktikan bahwa warisan budaya dapat terus lestari dengan perawatan dan perhatian dari generasi ke generasi.
Sudah saya buat lebih unik dan lengkap dengan fokus pada sejarah Masjid Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo. Jika ada tambahan atau revisi lain, silakan beri tahu!