Wali Kota Ternate, M. Tauhid Soleman menyambut baik kunjungan ini, seraya mengingatkan bahwa sejarah Ternate juga diwarnai oleh kehadiran tokoh-tokoh besar dari berbagai penjuru nusantara. "Ternate menjadi saksi bisu perjuangan Sultan Mahmud Badaruddin II. Kami merasa bangga dan terhormat, kunjungan ini bisa jadi momentum mempererat hubungan budaya dan sejarah antara Ternate dan Palembang," ujarnya.
Lebih jauh, SMB IV menjelaskan, ziarah ini merupakan bagian dari persiapan menjelang pementasan teater sejarah “Harimau yang Tak Dapat Dijinakkan” di Palembang, Juli 2025 mendatang. Pementasan ini tidak hanya akan mengangkat kisah kepahlawanan SMB II dalam melawan kolonial Belanda, tapi juga mengingatkan masyarakat akan pentingnya semangat perjuangan yang diwariskan.
Vebri Al Lintani, sang penulis naskah dan sutradara pementasan, menyatakan, ziarah ini sangat penting untuk menambah kedalaman emosi dan keutuhan pesan dalam pementasan nanti. "Kami ingin pementasan ini tak sekadar drama panggung, tapi menjadi pengalaman batin yang menyentuh. SMB II bukan sekadar nama jalan atau bandara, tapi pahlawan yang pernah menempuh jalan getir demi rakyatnya," tuturnya.
Prosesi ziarah dilakukan dengan penuh khidmat. SMB IV dan rombongan memanjatkan doa bersama, menabur bunga di pusara sang Sultan Mahmud Badaruddin II, dan berbincang singkat dengan warga setempat yang ikut menyaksikan momen tersebut.
Rangkaian kegiatan ini diharapkan menjadi titik awal kebangkitan hubungan budaya dua daerah yang pernah disatukan oleh sejarah. SMB IV juga menyampaikan harapan agar ke depan, kerja sama budaya dan sejarah ini tidak berhenti di Palembang, tapi bisa digelar di Ternate, memperkenalkan kisah perjuangan SMB II kepada generasi muda di Maluku Utara.
"Kami ingin anak-anak muda, baik di Palembang maupun Ternate, tahu siapa Sultan Mahmud Badaruddin II. Bukan sekadar nama di buku pelajaran, tapi figur nyata yang berani menerjang penjajah demi bangsanya," pungkas SMB IV.
Fakta Singkat
Sultan Mahmud Badaruddin II adalah Pahlawan Nasional asal Palembang yang dikenal gigih melawan penjajahan Belanda.
Dibuang ke Ternate oleh pemerintah kolonial Belanda pada abad ke-19.
Dimakamkan di Kelurahan Makassar Barat, Ternate.
Namanya diabadikan sebagai nama bandara internasional di Palembang dan berbagai fasilitas umum lainnya.