pariwisata-kebudayaan

Delegasi Budaya Palembang-Sumsel Sambangi Kadato Ici Ternate Firman Mudaffar Sjah: “Saya Merasa Seperti Bertemu Saudara Lama”

DNU
Kamis, 24 April 2025 | 07:06 WIB
Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Raden Muhammad Fauwaz Diradja, SH, M.Kn, melanjutkan kunjungan ke salah satu situs penting Kesultanan Ternate: Buku Bendera atau Kadato Ici (keraton kecil) di Kelurahan Moya, Kecamatan Ternate Tengah. (Dok)

 

KetikPos.com- Setelah mengunjungi Keraton Kesultanan Ternate sebagai bagian dari agenda silaturahmi budaya, Delegasi Kebudayaan Palembang dan Sumatera Selatan (Sumsel) yang dipimpin langsung oleh Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Raden Muhammad Fauwaz Diradja, SH, M.Kn, melanjutkan kunjungan ke salah satu situs penting Kesultanan Ternate: Buku Bendera atau Kadato Ici (keraton kecil) di Kelurahan Moya, Kecamatan Ternate Tengah.

Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian persiapan pementasan teater kolosal “Sultan Mahmud Badaruddin II: Harimau yang Tak Dapat Dijinakkan”, yang akan digelar di Palembang pada Juli 2025 mendatang.

Kunjungan ini juga sekaligus menjadi bentuk penghormatan kepada jejak sejarah SMB II yang diasingkan ke Ternate oleh Belanda dan dimakamkan di tanah ini.

Rombongan budaya yang turut hadir antara lain Vebri Al Lintani, Hidayatul Fikri alias Mang Dayat, Fir Azwar, Isnayanti Safrida, Ali Goik, Amir Hamzah, Anas, dan Dudy Oskandar, bersama tokoh masyarakat Palembang di Ternate, Temenggung Firdaus.

Mereka disambut hangat oleh Firman Mudaffar Sjah, putra dari mendiang Sultan Ternate ke-48, Drs. H. Mudaffar Sjah, di kawasan Kadato Ici—yang kini tengah direnovasi menjadi lebih megah setelah sempat rusak dimakan usia.

SMB IV mengaku terkesan dengan atmosfer spiritual dan kultural yang begitu serupa antara Palembang dan Ternate.

“Ketika azan dikumandangkan, ratibnya sama, cara ngajinya pun sama, bahkan doa-doanya. Saya yakin ini bukan kebetulan.

Ada keterikatan dalam ibadah, dalam budaya, dan bahkan dalam makanan. Ini menunjukkan bahwa hubungan Palembang dan Ternate telah lama terjalin dalam satu napas,” ungkap SMB IV dengan penuh keyakinan.

Lebih jauh, SMB IV menyatakan bahwa Kesultanan Palembang Darussalam dan Kesultanan Ternate sejatinya adalah keluarga dekat yang dipisahkan oleh jarak, namun tidak oleh sejarah maupun rasa. Ia berharap Palembang dan Ternate bisa membangun hubungan “sister city” sebagai dua kota budaya yang saling mendukung dan terus berkolaborasi.

Pernyataan tersebut disambut haru oleh Firman Mudaffar Sjah yang juga menjabat sebagai Sekjen Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN). Dalam sambutannya, ia mengungkapkan perasaan yang begitu personal.

“Saya betul-betul merasa terhormat dan bahagia. Yang saya rasakan sejak tadi seperti bertemu saudara yang sudah lama tak bersua. Biasanya kalau ada tamu baru, kita merasa berjarak. Tapi hari ini, saya merasa sangat dekat, seperti bertemu keluarga sendiri,” ujarnya tulus.

Firman juga menyatakan harapannya untuk membangun kolaborasi nyata antara dua Kesultanan melalui pementasan seni dan pertukaran budaya dalam waktu dekat.

“Adanya makam Sultan Mahmud Badaruddin II di Ternate ini membawa berkah. Bahkan Yang Mulia Sultan tadi mencoba kuliner khas Ternate yang ternyata memiliki sentuhan cita rasa Palembang. Ini bukti warisan kita sudah menyatu, tinggal kita rawat dan hidupkan bersama,” tambahnya.

Rangkaian kunjungan budaya ini ditutup dengan napak tilas ke Benteng Fort Oranje, tempat di mana SMB II pernah ditahan oleh pemerintah kolonial Belanda sebelum akhirnya wafat dan dimakamkan di Ternate.

Halaman:

Tags

Terkini