pariwisata-kebudayaan

Lukisan sebagai Senjata Damai: Pelajar Palembang Suarakan Anti Vandalisme dan Tawuran Lewat Warna

DNU
Minggu, 25 Mei 2025 | 07:17 WIB
Dari pagi hari, lantai gedung dipenuhi keceriaan anak-anak TK dan SD yang mengikuti lomba mewarnai dan melukis. Tawa mereka menyatu dengan aroma cat air dan krayon. (Dok)

KetikPos.com – Gedung Kesenian Palembang kembali menggeliat, kali ini oleh semangat para remaja yang menjadikan kuas sebagai alat perjuangan dan warna sebagai bahasa perlawanan.

Dalam rangkaian Bulan Menggambar Nasional 2025, digelar lomba melukis tingkat SMP dan SMA dengan tema yang tajam dan relevan: “Remaja Anti Vandalisme dan Tawuran.”

Puluhan peserta dari berbagai sekolah di Palembang dan sekitarnya hadir sejak pagi. Mereka datang membawa cat, kuas, dan ide-ide besar tentang bagaimana generasi muda seharusnya menjadi agen damai, bukan pelaku kekerasan.

Beberapa bahkan datang bersama guru pembimbing atau orang tua, menunjukkan dukungan penuh terhadap gerakan ini.

Tema ini diangkat bukan tanpa alasan. Vandalisme dan tawuran pelajar masih menjadi masalah laten di kota-kota besar, termasuk Palembang.

Namun alih-alih hanya menasihati lewat seminar atau pidato, panitia mengajak anak muda menyuarakan sikap mereka lewat cara yang mereka sukai: seni lukis.

Hasilnya? Mengagumkan.

Beberapa lukisan menggambarkan sekolah impian yang bebas dari kekerasan. Ada lukisan yang memperlihatkan dua remaja yang semula bertikai, lalu berdamai dalam pelukan, di bawah tulisan “Maaf Lebih Kuat dari Marah”.

Ada pula yang menggambarkan tembok penuh coretan kekerasan yang kemudian berubah menjadi mural harapan.

Salah satu peserta, Rania (15), pelajar SMP dari Ogan Ilir, mengatakan, “Tawuran itu bukan solusi. Lewat gambar, saya ingin bilang: damai itu keren.”

Tak hanya lomba, kegiatan juga dilanjutkan dengan sesi melukis bersama komunitas gambar dan pelukis Palembang. Anak-anak muda duduk bersebelahan dengan seniman senior, saling berbagi tips, teknik, dan tentu, semangat.

Menurut Rudi Maryanto, S.S., ketua pelaksana kegiatan ini, lomba ini tidak hanya soal kompetisi, tetapi soal bagaimana membangun budaya dialog visual di kalangan remaja.

“Seni adalah bahasa yang bisa menyentuh tanpa melukai. Lewat karya mereka, kita tahu bahwa anak-anak ini punya kepedulian, punya imajinasi, dan mereka mau berubah.”

Bulan Menggambar Nasional 2025 di Palembang telah menunjukkan bahwa kreativitas bisa menjadi senjata damai.

Halaman:

Tags

Terkini