KetikPos.com — Tiga situs cagar budaya asal Provinsi Maluku Utara resmi mendapat persetujuan untuk ditetapkan sebagai Cagar Budaya Peringkat Nasional.
Salah satunya adalah Struktur Cagar Budaya Makam Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II yang terletak di Kota Ternate.
Keputusan ini diambil dalam Sidang Kajian Pemeringkatan Cagar Budaya Nasional yang diselenggarakan Kementerian Kebudayaan melalui Direktorat Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi di Hotel Kristal, Jakarta, Kamis (12/6/2025).
Sidang tersebut dipimpin langsung oleh Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Nasional, Surya Helmi, dan dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan termasuk TACB Nasional, Pemerintah Provinsi Maluku Utara, Tim Ahli Cagar Budaya Provinsi dan Kota Ternate, serta perwakilan dari Kesultanan Ternate.
Ketiga cagar budaya yang disetujui menjadi Cagar Budaya Peringkat Nasional tersebut adalah:
Struktur Cagar Budaya Makam Sultan Baabullah – Kota Ternate
Struktur Cagar Budaya Makam Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II – Kota Ternate
Bangunan Cagar Budaya Masjid Kesultanan Ternate (Sigi Lamo) – Kota Ternate
Ketua TACB Nasional, Surya Helmi, menjelaskan bahwa ketiga situs tersebut dinilai memiliki nilai sejarah, arsitektur, dan makna budaya yang tinggi, sehingga layak mendapat pengakuan dan perlindungan di tingkat nasional.
Salah satu tokoh yang turut mengapresiasi penetapan ini adalah Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama RM Fauwaz Diradja SH M.Kn, yang menyampaikan kebanggaannya atas pengakuan terhadap situs makam leluhurnya.
Ia berharap bahwa penetapan ini juga dapat mendorong situs-situs bersejarah lain di Palembang untuk memperoleh status serupa.
"Ini patut kita apresiasi karena tidak mudah meningkatkan status menjadi cagar budaya nasional. Semoga ke depan, cagar budaya di Palembang juga bisa menyusul agar sejarah dan budaya Palembang semakin dikenal luas," ujar SMB IV.
Sementara itu, Rinto Taib, Kepala Museum Sejarah Ternate sekaligus Sekretaris Dinas Kebudayaan Kota Ternate, juga menyampaikan rasa bangga atas langkah konkret yang diambil pemerintah daerah dan tim ahli dalam pelestarian warisan sejarah.
Ia menekankan bahwa struktur Makam SMB II bukan sekadar situs sejarah, melainkan juga lambang perjuangan, dakwah, dan literasi di masa kolonial.